Dibaca Normal
Kasek SMP 2 Belo P Suwardi S.Pd |
Bima, PorosNTB.com-Lagi-lagi dunia pendidikan di Kabupaten Bima menuai persoalan. Kali ini bukan perkelahian antar siswa, justru guru yang emosi dan menganiaya siswa.
Kasusnya terjadi di SMPN 2 Belo di Desa Cenggu. Guru sukarela berinisial Fr dan Ag diduga bersama-sama menganiaya siswa berinisial KM asal Desa Runggu Kecamatan Belo. Siswa kelas 2B itu "ditinju" oleh oknum guru Fr di pelipis kanan. Sedangkan oknum guru Ag bertugas menendang betis siswa yang masih bau kencur tersebut hingga terjatuh.
Penganiayaan itu terjadi pada Sabtu (10/3/2018) lalu. Awalnya, sejumlah siswa asal Desa Runggu dikumpulkan oleh guru BP/BK untuk menindaklanjuti perkelahian siswa Runggu dan Cenggu sehari sebelumnya, Jumat (9/3/18).
Setelah dikumpulkan, baru dilakukan razia penggeledahan isi tas siswa. Hingga ditemukan sebuah paku di dalam tas milik siswa FM. Kondisi ini memicu emosi dua orang guru tersebut. Hingga melayangkan bogem mentah ke arah wajah siswa FM hingga memar. Selain itu, siswa lain juga ikut ditempeleng oleh oknum guru tersebut.
Ironisnya lagi, dua oknum guru yang diduga menganiaya siswa ini bukanlah guru BP/BK sebagai yang punya tugas memberi pembinaan. Kondisi ini membuat reaksi keluarga siswa FM membludak dan mendobrak rumah kepala sekolah dan kantor polisi guna mengadukan ulah oknum guru tersebut.
"Siswa itu boleh saja ditempeleng selama tidak membekas. Tapi ini kan dihabok hingga memar. Nyakitnya lagi, guru yang habok bukan guru BK, inikan konyol," kata orang tua siswa FM, M Hasbih.
Akibat penganiayaan itu, dia mengaku psikologis anaknya terganggu. Bahkan tidak berani masuk sekolah karena trauma, apalagi jika dibuli teman-temannya.
"Makanya saya laporkan ke polisi biar memberikan efek jera kepada oknum guru ini. Saya sudah visum lukanya, dan ada memar di dahi dan lecet di betis," bebernya.
Kepala SMPN 2 Belo P Suwardi SPd Mat mengaku tidak mengetahui adanya pemukulan siswa. Dia beralibi jika saat itu sedang menemani kepala UPT Dikbudpora Belo yang monitoring kesiapan UNBK di sekolahnya.
"Memang ada siswa yang dikumpulkan oleh guru, tapi saya tidak melihat apalagi menginstruksikan agar siswa itu dipukul," katanya.
Selain itu, dia juga mengaku sudah didatangi kepolisian dan orang tua siswa FM. Kata dia, kasus tersebut akan menjadi atensi khusus baginya dan akan segera memberi pembinaan dan peringatan keras kepada dua guru setempat.
"Saya juga akan mengundang wali murid dan guru serta kepolisian untuk memfasilitasi persoalan ini agar tidak membias," tandasnya. (Poros-07)
COMMENTS