Dibaca Normal
Kota Bima, Poros
NTB.- Bagi para pendukung Calon Walikota Bima yang akan
bertarung di Pilkada serentak tahun ini, baiknya bisa merangkeng lidah dari mengatakan sesuatu yang cenderung menghina pihak lain. Meski perkataan itu terlontar
saat bergunjing empat mata bersama teman sekalipun. Karena bisa jadi dari gunjingan berdua akan beredar luas dikonsumsi publik, seperti kejadian yang menimpa seorang
ibu berinisial IT, warga Kelurahan Rabangodu Utara.
IT harus rela menerima kenyataan, saat ratusan pendukung
SW Mataho yang merasa terhina oleh perkataanya merangsek kediamannya, Senin
(19/3) sekitar Pukul 20.00. Untungnya Intan tidak di tempat, sehingga suasana mencekam dan aksi
massa tidak berlanjut lebih jauh.
Tak mendapati IT, massa beralih ke Polsek Rasanae
Timur untuk melaporkan Intan dengan tuduhan penghinaan terhadap SW Mataho.
Mereka meminta pihak kepolisian untuk segera menangkap IT, dan apabila tidak
dilakukan, mereka mengancam akan main hakim sendiri.
Teriakan riuh massa yang menuntut penangkapan IT sempat
membuat kantor Polsek memanas. Namun setelah diberi penjelasan oleh Ketua
Panwaslu Kota Bima, Sukarman, SH yang didampingi Kapolsek Rasanae Timur, bahwa tuntutan
mereka akan ditindaklanjuti setelah diadakan rapat.
Jika benar dalam kasus ini mengandung unsur pidana,
Sukarman menegaskan, akan dilakukan pemeriksaan terhadap pelapor maupun
saksi-saksi yang mendengar perkataan IT yang dinilai menghina pasangan calon SW
Mataho.
Iwan, salah satu Tim Sukses SW Mataho kepada wartawan
di kantor Polsek Rasanae Timur, menyatakan kejadian itu berawal dari obrolan IT
dengan MH, yang juga seorang ibu warga Rabangodu Utara, saat berdiri di dekat
kuburan Suhada Rabangodu yang terpasang baliho para calon.
Lanjut Iwan, melihat baliho para calon, IT bertanya
kepada MH, siapa calon yang menurut MH paling baik. MH menjawab, bahwa yang
baik adalah Mataho. Lalu dijawab IT, bahwa Mataho itu telah menipu uang salah
satu calon walikota Rp. 40 juta.
Dari obrolan berdua ini, perkataan IT kemudian
tersebar luas, dan ratusan pendukung SW Mataho yang tidak terima calonnya
dikatai menipu menyerbu kediaman IT.
Apabila kasus ini tidak segera diselesaikan oleh
Panwaslu atau kepolisian, Iwan meminta dengan lantang kepada massa pendukung untuk
kembali membanjiri kantor Polsek guna mempertanyakan tindaklanjut kasus
tersebut.
Massa pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib sekitar
Pukul 21.30. (Poros-09)
COMMENTS