Dibaca Normal
Pada pengukuhan ini, tidak hanya dihadiri purna SMK Kesehatan Yahya, tapi juga orang tua siswa. Mereka terlihat antusias mendampingi anak-anaknya. Selain itu juga tampak hadir Camat Woha Irfan Dj SH bersama sekcam.
Kepala SMK Kesehatan Yahya, Yahya SKM MKes mengatakan, pengukuhan tersebut sudah menjadi agenda tahunan sekolah. Guna menandakan usainya masa belajar selama tiga tahun di sekolah tersebut.
Pengukuhan siswa tidak hanya sebagai ajang ceremonial. Tapi juga menjadi ajang unjuk prestasi siswa selama menjalani pendidikan. Selain itu, pengukuhan juga sebagai amanah UU karena siswa kesehatan diwajibkan untuk dikukuhkan.
Dikatakan, siswa yang diwisuda tahun ini mengalami penurunan jumlah. Ini disebabkan karena selama 10 tahun berdiri SMK Kesehatan Yahya masuk dalam pusaran kasus dualisme STIKes Yahya. Padahal kata Yahya, antara SMK dan STIKes tidak ada sangkut pautnya.
"Meski begitu, kami tidak pernah meninggalkan mutu. Di sini tidak ada siswa yang bolos dan membuat kericuhan. Jika memang siswa bermasalah, kita akan pindahkan demi menjaga mutu pendidikan," tegas bapak satu anak ini.
Yahya berharap, selepas menjalani masa SMA siswanya tidak berhenti melanjutkan studi. Siswa diminta agar tetap meneruskan pendidikan hingga ke jenjang tertinggi.
"Silakan melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak pilihan pendidikan tinggi kesehatan. Alumni kami di SMK sudah banyak yang keluar negeri, ada di Thailand dan Vietnam dan digaji Rp 20 juta per bulan," ujarnya, bangga.
Meski demikian kata dia, sekolah kejuruan kesehatan sudah bisa menjadi asisten perawat di dunia usaha.
"Sesuai Permenkes 80, alumni sekolah kejuruan kesehatan sudah mendapat gelar asisten perawat. Mereka sudah diakui negara untuk bekerja di bidangnya dengan status tersebut. Sehingga memudahkan para siswa terserap di pasar kerja," tuturnya.
Apalagi sambungnya, para alumni sekolah setempat sudah mengikuti ujian kompetensi. Untuk membuktikan kapabilitas siswa, pihak lembaga penjamin mutu sudah memberikan sertifikat.
Disamping itu, Yahya mengajak pemerintah kecamatan agar bisa bergandeng tangan guna bekerjasama khususnya di bidang pelayanan kesehatan dasar. Pihaknya siap untuk dipakai pemerintah daerah dalam segala kegiatan kesehatan.
"Kami mengajak pemerintah kecamatan untuk bekerjasama dalam hal ini. Kami siap mendukung dan membantu pemerintah," tegasnya.
Bagai gayung bersambut, Camat Woha Irfan Dj SH langusung merespon tawaran sekolah kesehatan tersebut. Camat yang sangat ramah ini siap mendorong dan siap bekerjasama dengan SMK dalam rangka memberikan pelayanan dasar kesehatan di Woha.
"Konsep pembangunan sesuai UU desa, dalam APBDes, desa harus siapkan anggaran pelayanan dasar sebanyak 20 persen, ini yang kita dorong," tegasnya.
Irfan mengungkapkan, di Keli tahun lalu telah dibelikan ambulan keliling dari APBDes. Tahun ini di Desa Pandai juga akan diupayakan. Karena lokasi desa yang cukup jauh dari RSUD.
"Dalam pemenuhan pelayanan dasar ini terus kita dorong dan menyambut baik tawaran kerjasama SMK Kesehatan Yahya Bima," katanya.
Camat menyampaikan selamat kepada SMK Yahya yang mampu mengukuhkan para siswa. Bagi siswa yang dikukuhkan, besar harapannya agar bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Menurut dia, status ijazah kampus di luar daerah dan di Bima sama saja. Yang membedakan adalah kompetensi diri dari siswa itu sendiri.
"Jangan cari kampus lain apalagi yang jauh. Bukan menjadi ukuran dimana kita sekolah. Tapi ukurannya adalah kemampuan kita masing-masing," terangnya.
"Kita bicara efisiensi. Yang perlu kita ketahui, Woha ini adalah ibukota kabupaten. Nanti akan dijadikan pengembangan dunia pendidikan. Akan ada persaingan perguruan tinggi di Woha nanti," imbuh pria yang sudah delapan tahun menjadi Sekcam Woha ini. (Poros-07)
COMMENTS