Dibaca Normal
Bima, Porosntb.com.- Taman Siswa Bima kembali dipercaya Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk menjadi host dalam kegiatan Pelatihan pembelajaran berorientasi KKNI bagi para dosen. Selain itu, kegiatan yang berlangsung di Hotel Mutmainah Kota Bima tersebut juga diselipkan Sosialisasi Reformasi Kurikulum pada Revolusi Industri 4.0.
Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 200 peserta dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-NTB. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kasubdit Pendidikan Akademik Sirin Wahyu Nugroho.
Dalam sambutannya, Wahyu menjelaskan, kegiatan tersebut sengaja diadakan di daerah untuk menindaklanjuti arahan Presiden. Guna membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dari perguruan tinggi khususnya dosen untuk peningkatan kapasitas dan pembelajaran sesuai dengan SN-DIKTI.
"Harapannya, dosen bisa menyusun RPS RTM yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. Serta menjadi dosen-dosen model yang mampu mengubah suasana kelas yang bisa diukur pencapaian-pencapaiannya," terangnya.
Kegiatan yang juga dihadiri oleh Kasi kurikulum Pendidikan Akademik Afriyudianto, Kasi Teknologi Pembelajaran Pendidikan Profesi dan Vokasi Eni Susanti, Narasumber Dr Samsul Arifin, MT dan Prof Ir Made Suparta Utama, MS PH, dan pendamping Dr Nuril Furkan itu berjalan selama delapan. Mulai dari pukul 08.00 – 16.00 Wita yang terdiri dari tiga sesi.
Pada Sesi I, materi disampaikan Prof. Ir. Made Suparta Utama, MS PH, tentang Reorientasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Era Revolusi Industri Berbasis KKNI.
"Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, kita sudah sangat tertinggal dan pilihan kita hanya ada dua yaitu melakukan program percepatan atau mati," ujarnya saat menyampaikan materi.
Materi dilanjutkan Dr. Samsul Arifin tentang Rasionalisasi Proses pengembangan KKNI dan Cara Penyusunan RPS SN-DIKTI. Dalam materinya Samsul menyampaikan, KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia (SDM) yang dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasioanal.Selain itu, Doktor Samsul Arifin menjelaskan lima implikasi KKNI terhadap pendidikan tinggi. Diantaranya, penataan jenis dan strata pendidikan, penyetaraan mutu lulusan, pengembangan sistem penjaminan mutu, pengembangan kurikulum dan memfasilitasi pendidikan sepanjang hayat.
Setelah para peserta mendapat pengetahuan tentang sistematika penulisan RPS SN-DIKTI, maka dilanjutkan dengan sesi menyusun dan menyajikan RPS yang dibagi menjadi dua kelompok. Diskusi kelompok berjalan lebih kurang 150 menit, dan dari hasil diskusi narasumber memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil RPS yang sesuai dengan SN-DIKTI.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi dosen untuk terus mencoba menyusun sebaik mungkin yang sesuai dengan aturan. Dosen-dosen dari 16 Perguruan Tinggi yang ada di NTB didominasi oleh perguruan tinggi Bima-Dompu. Secara umum dosen sangat antusias dan berharap ada tindak lanjutnya dari kegiatan tersebut.(poros-07)
Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 200 peserta dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-NTB. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kasubdit Pendidikan Akademik Sirin Wahyu Nugroho.
Dalam sambutannya, Wahyu menjelaskan, kegiatan tersebut sengaja diadakan di daerah untuk menindaklanjuti arahan Presiden. Guna membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dari perguruan tinggi khususnya dosen untuk peningkatan kapasitas dan pembelajaran sesuai dengan SN-DIKTI.
"Harapannya, dosen bisa menyusun RPS RTM yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. Serta menjadi dosen-dosen model yang mampu mengubah suasana kelas yang bisa diukur pencapaian-pencapaiannya," terangnya.
Kegiatan yang juga dihadiri oleh Kasi kurikulum Pendidikan Akademik Afriyudianto, Kasi Teknologi Pembelajaran Pendidikan Profesi dan Vokasi Eni Susanti, Narasumber Dr Samsul Arifin, MT dan Prof Ir Made Suparta Utama, MS PH, dan pendamping Dr Nuril Furkan itu berjalan selama delapan. Mulai dari pukul 08.00 – 16.00 Wita yang terdiri dari tiga sesi.
Pada Sesi I, materi disampaikan Prof. Ir. Made Suparta Utama, MS PH, tentang Reorientasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Era Revolusi Industri Berbasis KKNI.
"Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, kita sudah sangat tertinggal dan pilihan kita hanya ada dua yaitu melakukan program percepatan atau mati," ujarnya saat menyampaikan materi.
Materi dilanjutkan Dr. Samsul Arifin tentang Rasionalisasi Proses pengembangan KKNI dan Cara Penyusunan RPS SN-DIKTI. Dalam materinya Samsul menyampaikan, KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia (SDM) yang dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasioanal.Selain itu, Doktor Samsul Arifin menjelaskan lima implikasi KKNI terhadap pendidikan tinggi. Diantaranya, penataan jenis dan strata pendidikan, penyetaraan mutu lulusan, pengembangan sistem penjaminan mutu, pengembangan kurikulum dan memfasilitasi pendidikan sepanjang hayat.
Setelah para peserta mendapat pengetahuan tentang sistematika penulisan RPS SN-DIKTI, maka dilanjutkan dengan sesi menyusun dan menyajikan RPS yang dibagi menjadi dua kelompok. Diskusi kelompok berjalan lebih kurang 150 menit, dan dari hasil diskusi narasumber memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil RPS yang sesuai dengan SN-DIKTI.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi dosen untuk terus mencoba menyusun sebaik mungkin yang sesuai dengan aturan. Dosen-dosen dari 16 Perguruan Tinggi yang ada di NTB didominasi oleh perguruan tinggi Bima-Dompu. Secara umum dosen sangat antusias dan berharap ada tindak lanjutnya dari kegiatan tersebut.(poros-07)
COMMENTS