Dibaca Normal
Bima, Porosntb.com-Olahan ubi kayu (Singkong) kini mulai populer di Bima. Beraneka macam rasa yang unik, tentu mengikuti selera pasar kekinian. Salah satunya kripik rasa balado. Inilah yang didorong para dosen kepada ibu-ibu rumah tangga di Desa Teke Kecamatan Palibelo.
Desa Teke merupakan salah satu desa penghasil ubi kayu yang cukup banyak. Sehingga tidak heran banyak dari warga setempat membangun usaha kecil dan menengah (UKM) dan produksi rumahan pembuatan ubi kayu menjadi tape.
Olahan ubi kayu menjadi tape ini merupakan satu-satunya inovasi yang bisa dilakukan warga setempat. Lantaran keterbatasan skil dan pengetahuan. Serta tidak didukung oleh pemasaran yang kekinian serta kemasan yang menarik. Kondisi tersebut jelas membuat usaha tape jalan di tempat.
Hal inilah yang langsung dibaca para dosen STKIP Taman Siswa Bima. Melalui program pengabdian terhadap masyarakat dari Kemenristekdikti bidang kemitraan, para dosen setempat benar-benar memaksimalkan potensi pertanian di desa tersebut.
Tim yang terbentuk sebanyak tiga orang dosen ini melakukan pelatihan pengolahan ubi kayu menjadi kripik balado.
Program pelatihan ini diikuti ibu-ibu pengangguran di Desa Teke sebagai bentuk pengembangan hasil pertanian ubi kayu agar bernilai ekonomi. Tiga dosen yang ikut mendampingi proses pelatihan tersebut yakni Ratna MPd, Maryamah MPd dan Suratman MPd BI.
Program kemitraan tersebut sebagai bentuk pelaksnaan hibah dari Kemenristekdikti. Dengan menggandeng ibu-ibu rumah tangga untuk berinovasi menciptakan sesuatu yang berbeda terhadap hasil pertanian agar memiliki nilai tambah.
"Sudah tiga bulan kita sosialisasi, 5 dan 6 Mei kemarin, baru kita laksanakan pelatihannya," ungkap Ketua tim Ratna MPd.
Kenapa pilih ibu-ibu? Menurut dia, ibu-ibu rumah tangga di desa tersebut tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehingga diharapkan, ibu-ibu ini punya skil dalam mengolah singkong menjadi kripik yang memiliki varian rasa yang unik.
"Nanti akan terus kita dampingi. Karena di Teke itu pusatnya ubi kayu," katanya.
Dengan pelatihan ini diharapkan mampu menciptakan wirausaha baru. Pihaknya juga akan terus mendampingi mulai dari pemasaran dan pendirian produksi.
Menurut dia, peluang pasar untuk kripik balado ini sangat terbuka. Namun, warga setempat menghadapi permasalahan keterbatasan skil untuk mempercantik kemasan serta memperpadukan rasa. Terlebih lagi, warga belum paham dalam melakukan pemasaran produksi. Inilah yang membuat tiga dosen ini terpanggil untuk melakukan pelatihan terhadap warga setempat.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata STKIP Taman Siswa Bima melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi,” pungkasnya. (Poros-07)
Desa Teke merupakan salah satu desa penghasil ubi kayu yang cukup banyak. Sehingga tidak heran banyak dari warga setempat membangun usaha kecil dan menengah (UKM) dan produksi rumahan pembuatan ubi kayu menjadi tape.
Olahan ubi kayu menjadi tape ini merupakan satu-satunya inovasi yang bisa dilakukan warga setempat. Lantaran keterbatasan skil dan pengetahuan. Serta tidak didukung oleh pemasaran yang kekinian serta kemasan yang menarik. Kondisi tersebut jelas membuat usaha tape jalan di tempat.
Hal inilah yang langsung dibaca para dosen STKIP Taman Siswa Bima. Melalui program pengabdian terhadap masyarakat dari Kemenristekdikti bidang kemitraan, para dosen setempat benar-benar memaksimalkan potensi pertanian di desa tersebut.
Tim yang terbentuk sebanyak tiga orang dosen ini melakukan pelatihan pengolahan ubi kayu menjadi kripik balado.
Program pelatihan ini diikuti ibu-ibu pengangguran di Desa Teke sebagai bentuk pengembangan hasil pertanian ubi kayu agar bernilai ekonomi. Tiga dosen yang ikut mendampingi proses pelatihan tersebut yakni Ratna MPd, Maryamah MPd dan Suratman MPd BI.
Program kemitraan tersebut sebagai bentuk pelaksnaan hibah dari Kemenristekdikti. Dengan menggandeng ibu-ibu rumah tangga untuk berinovasi menciptakan sesuatu yang berbeda terhadap hasil pertanian agar memiliki nilai tambah.
"Sudah tiga bulan kita sosialisasi, 5 dan 6 Mei kemarin, baru kita laksanakan pelatihannya," ungkap Ketua tim Ratna MPd.
Kenapa pilih ibu-ibu? Menurut dia, ibu-ibu rumah tangga di desa tersebut tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehingga diharapkan, ibu-ibu ini punya skil dalam mengolah singkong menjadi kripik yang memiliki varian rasa yang unik.
"Nanti akan terus kita dampingi. Karena di Teke itu pusatnya ubi kayu," katanya.
Dengan pelatihan ini diharapkan mampu menciptakan wirausaha baru. Pihaknya juga akan terus mendampingi mulai dari pemasaran dan pendirian produksi.
Menurut dia, peluang pasar untuk kripik balado ini sangat terbuka. Namun, warga setempat menghadapi permasalahan keterbatasan skil untuk mempercantik kemasan serta memperpadukan rasa. Terlebih lagi, warga belum paham dalam melakukan pemasaran produksi. Inilah yang membuat tiga dosen ini terpanggil untuk melakukan pelatihan terhadap warga setempat.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata STKIP Taman Siswa Bima melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi,” pungkasnya. (Poros-07)
COMMENTS