Dibaca Normal
Bima, Porosntb.com–Kementerian Riset dan Tekhnologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) mengimbau perguruan tinggi swasta (PTS) untuk dapat melengkapi sarana dan prasarana bagi mahasiswa penyandang kebutuhan khusus atau disabilitas. Hal ini disampaikan langsung Plt Kasubdit Pemberdayaan Khusus DPDB Kemenristek-Dikti, Drh Sirin Wahyu Nugroho pada acara sosialisasi program pendidikan khusus dan hibah inovasi layanan khusus di STKIP Taman Siswa Bima, Selasa (8/5) kemarin.
Menurutnya, hal itu menyikapi edaran Kemristek-Dikti mengenai pengimplementasian Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas. Sirin meminta setiap perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah Kopertis VIII (Bali, NTB dan NTT) agar dapat menyediakan fasilitas bagi mahasiswa difabel.
"Setiap kampus harus mempunyai sarana dan prasarana serta infrastruktur pendukung untuk mahasiswa disabilitas. Karena pada dasarnya setiap orang berhak untuk mendapat pelayanan dan pendidikan yang sama tanpa memandang status maupun keadaan fisik," ungkapnya.
Dikatakan, ini merupakan langkah yang sangat baik dalam mencerdaskan anak bangsa. Mengingat apapun kekurangan mereka pasti juga ada kelebihannya. Maka dari itu, pihaknya mengimbau agar kampus mampu menyediakan sarana untuk disabilitas.
"Kami berharap dengan keterbatas mereka, tidak menghambat pendidikannya. Kita juga sudah menyiapkan hibah agar merangsang PTS menjemput hal ini guna menyediakan layanan disabilitas," tegasnya.
Sementara tuan rumah pertemuan sejumlah ketua perguruan tinggi dan dosen di Bali, NTB dan NTT itu, STKIP Taman Siswa sukses melaksanakan sosialisasi tersebut.
Ketua STKIP Taman Siswa Bima Dr Ibnu Khaldun Sudirman MSi mengaku siap melaksanakan pendidikan bagi penyandang disabilitas. Pihaknya akan berupaya menjemput hibah kementerian agar fasilitas pembelajaran bagi disabilitas bisa segera dilaksanakan.
Selain itu, kegiatan sosialisasi tersebut merupakan kali ketiga dalam satu bulan ini kampus setempat diberi kesempatan menjadi host (panitia lokal) untuk memandu kegiatan Kemenristekdikti.
"Ini merupakan kebanggaan dan kehormatan karena dipercaya membantu terlaksananya program Kemenristekdikti," ujarnya.
Pada kegiatan itu, pihaknya kedatangan 150 dosen dari 20 PTS yang ada di Kepertis VIII. Dalam acara itu, kordinator kopertis yang diwakili oleh kabag akademik, kemahasiswaan dan kelembagaan, Agung ikut mendorong agar PTS memberikan empati dengan memberikan layanan khusus pendidikan bagi penyandang disabilitas
"Peserta yang hadir sangat antusias mendengarkan penjelasan pakar disabilitas doktor Budi dari universitas negeri Surabaya dan doktor Asep dari universitas negeri Jakarta. Para peserta siap mengikuti kompetisi dana hibah di tahun 2018 ini dan semoga dapat memenangkannya," tutup doktor lulusan UI ini. (poros-07)
Menurutnya, hal itu menyikapi edaran Kemristek-Dikti mengenai pengimplementasian Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas. Sirin meminta setiap perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah Kopertis VIII (Bali, NTB dan NTT) agar dapat menyediakan fasilitas bagi mahasiswa difabel.
"Setiap kampus harus mempunyai sarana dan prasarana serta infrastruktur pendukung untuk mahasiswa disabilitas. Karena pada dasarnya setiap orang berhak untuk mendapat pelayanan dan pendidikan yang sama tanpa memandang status maupun keadaan fisik," ungkapnya.
Dikatakan, ini merupakan langkah yang sangat baik dalam mencerdaskan anak bangsa. Mengingat apapun kekurangan mereka pasti juga ada kelebihannya. Maka dari itu, pihaknya mengimbau agar kampus mampu menyediakan sarana untuk disabilitas.
"Kami berharap dengan keterbatas mereka, tidak menghambat pendidikannya. Kita juga sudah menyiapkan hibah agar merangsang PTS menjemput hal ini guna menyediakan layanan disabilitas," tegasnya.
Sementara tuan rumah pertemuan sejumlah ketua perguruan tinggi dan dosen di Bali, NTB dan NTT itu, STKIP Taman Siswa sukses melaksanakan sosialisasi tersebut.
Ketua STKIP Taman Siswa Bima Dr Ibnu Khaldun Sudirman MSi mengaku siap melaksanakan pendidikan bagi penyandang disabilitas. Pihaknya akan berupaya menjemput hibah kementerian agar fasilitas pembelajaran bagi disabilitas bisa segera dilaksanakan.
Selain itu, kegiatan sosialisasi tersebut merupakan kali ketiga dalam satu bulan ini kampus setempat diberi kesempatan menjadi host (panitia lokal) untuk memandu kegiatan Kemenristekdikti.
"Ini merupakan kebanggaan dan kehormatan karena dipercaya membantu terlaksananya program Kemenristekdikti," ujarnya.
Pada kegiatan itu, pihaknya kedatangan 150 dosen dari 20 PTS yang ada di Kepertis VIII. Dalam acara itu, kordinator kopertis yang diwakili oleh kabag akademik, kemahasiswaan dan kelembagaan, Agung ikut mendorong agar PTS memberikan empati dengan memberikan layanan khusus pendidikan bagi penyandang disabilitas
"Peserta yang hadir sangat antusias mendengarkan penjelasan pakar disabilitas doktor Budi dari universitas negeri Surabaya dan doktor Asep dari universitas negeri Jakarta. Para peserta siap mengikuti kompetisi dana hibah di tahun 2018 ini dan semoga dapat memenangkannya," tutup doktor lulusan UI ini. (poros-07)
COMMENTS