Dibaca Normal
Suasana saat kegiatan imtaq di aula sekolah setempat |
Bangunan masjid itu roboh setelah digoncang gempa 6.7 SR pada 2009 lalu. Seketika bangunan ibadah itu runtuh dan kini sudah tampak rata.
Sembilan tahun berlalu, masjid tersebut tak kunjung mendapat perhatian pemerintah. Padahal, masjid adalah salah satu sarana vital yang memang harus ada di sekolah yang didominasi umat muslim.
Berbagai upaya untuk mendirikan masjid terus dilakukan pihak sekolah dengan melobi dan meminta sentuhan pemerintah. Namun tak kunjung direalisasikan. Kini, sekolah hanya bisa pasrah dan menunggu mukjizat.
Meski demikian, semangat warga sekolah untuk beribadah tak pernah surut meski tak punya masjid. Terbukti, Jumat (27/7/18) pagi, para siswa dan dewan guru tetap khusuk melaksanakan rutinitas Jumat yakni Imtaq.
Kegiatan keagamaan yang ditaburi siraman rohani itu tetap dilakukan meski sekolah tak punya fasilitas ibadah. Namun sekolah bisa menyiasati dengan melaksanakannya di ruang kelas dan aula. Hanya saja, sejumlah guru dan siswa terpaksa tidak mengikuti kegiatan lantaran ruangan yang terbatas dan sempit.
Wakassk Humas, Ikhsan SPdI |
"Antusias siswa dan guru untuk mengikuti kegiatan imtaq setiap Jumat cukup tinggi. Ini yang tidak bisa kita siasati tempatnya. Ini aja masih banyak siswa yang duduk di luar aula demi mengikuti kegiatan imtaq," ungkap Humas SMAN 1 Ambalawi, Ikhsan SPd.
Diakui, sejauh ini pihaknya kesulitan mencari biaya pembangunan masjid. Sekolah juga tidak ingin membebani siswa untuk memberi bantuan maupun sumbangan. Ikhsan hanya berharap ada sentuhan pemerintah untuk membangun masjid tersebut karena sangat dibutuhkan.
"Semoga sekolah kami bisa dibantu. Khususnya untuk pembangunan sarana ibadah. Dengan begitu, kami bisa melaksanakan program-program keagamaan setiap pekannya," pungkas dia. (poros-07)
COMMENTS