Dibaca Normal
Pembawa baki Adelia Herniati dan pengerek bendera Zulfadlil 'Adhim yang menjadi anggota pasukan delapan Paskibraka NTB, |
Bima, porosntb.com- Di balik suksesnya pengibaran bendera merah
putih di Kantor Gubernur NTB, ada sejumlah nama yang menjadi perhatian. Tidak
lain adalah pembawa baki dan pengerek bendera. Ternyata, anggota pasukan
delapan Paskibraka NTB didominasi oleh pelajar asal Kabupaten Bima.
Tercatat empat dari lima orang Paskibraka asal Bima menjadi anggota
pasukan inti tersebut. Dua orang yang bertugas pada pengibaran bendera yakni Putri
Salsabila SMAN 1 Woha sebagai pengiring pembawa baki dan Sahrul Akbar SMAN 2
Bolo sebagai pengerek bendera.
Sedangkan saat penurunan bendera ada nama Zulfadlil ‘Adhim SMAN
1 Woha sebagai pengerek bendera dan Adelia Herniati dari SMAN 1 Sape sebagai
pembawa baki. Sementara satu orang Hilda Faradilah Putri dari SMAN 1 Bolo masuk
dalam pasukan delapan.
“Kita bangga karena semua siswa kita masuk di pasukan delapan
yang bertugas mengibarkan merah putih,” ungkap Kasi Kepemudaan Dikpora
Kabupaten Bima, Mustamin SH.
Upacara HUT RI di kantor Gubernur NTB berlangsung lancar meski tengah
diancam gempa. Tidak bisa dipungkiri, tingginya
intensitas gempa jelas menyisakan trauma. Tak terkecuali anggota Paskibraka
yang bertugas.
Putri Salsabila contohnya. Pelajar SMAN 1 Woha Kabupaten Bima
tersebut masih trauma akibat guncangan gempa. Meski kini dia sudah berada di
Bima. Karena sehari setelah mereka tiba di Mataram dan masuk karantina, gempa
dahsyat dengan magnitudo 7.0 SR mengguncang Lombok Utara.
Saat itu, mereka yang bermalam di hotel harus berhamburan keluar.
Hingga tidur di emperan Mataram Mall dan jalan raya.
“Pas ada berita tsunami, kita ngungsi di Mataram Mall bersama
senior dan anggota Paskibra,” urainya.
Meski takut, anggota pasukan delapan ini tetap fokus menatap
tugas besarnya sebagai pengiring pembawa baki pada upacara pengibaran bendera,
Jumat (17/8) pagi itu.
“Trauma sih tetap ada. Tapi mau gimana lagi. Kita harus tetap fokus.
Baik ke gempa, maupun upacara,” ujarnya.
Kendati konsentrasinya terpecah oleh gempa, namun dara asal Desa Talabiu Kecamatan Woha ini sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Merah putih
pun berhasil mereka kibarkan tanpa hambatan.
“Tekad saya sudah bulat untuk memberikan yang terbaik pada bangsa.
Meski saat itu perasaan saya campur aduk. Terutama dan rindu dengan orang tua.
Lebih-lebih saat gempa yang terus malanda,” kenang gadis cantik ini.
Sementara saat proses penurunan bendera, kondisi serupa juga
terjadi. Sejumlah Paskibraka masih dihantui kekhawatiran akan gempa. Meski
begitu, pelaksanaan upacara berlangsung lancar dan penuh khidmat di bawah
tangan dingin pengerek bendera Zulfadlil ‘Adhim siswa kebanggan Kabupaten Bima
tersebut. (poros-07)
COMMENTS