Dibaca Normal
Ady Irawan SH MH saat berada di kegiatan Bimtek |
Bima, porosntb.com-Setelah melalui seleksi ketat Kemeristekdikti, STKIP Taman Siswa Bima kembali menorehkan prestasi dalam dunia Pendidikan Tinggi khususnya di NTB. Hal ini dikarenakan kampus tersebut diberi kepercayaan oleh Kemeristekdikti melalui Direktorat Karir dan Kompetensi SDM untuk mengutus salah satu dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mengikuti Bimtek di Yogyakarta.
Kegiatan tersebut berlangsung pada 24 hingga 27 September, kemarin. STKIP Taman Siswa Bima menjadi salah satu dari 60 kampus di Indonesia yang diberi kesempatan tersebut. Adalah Ady Irawan SH MH dosen yang diutus untuk mengikuti Bimtek tersebut.
Bimtek tersebut dilatarbelakangi oleh fenomena masyarakat, khususnya generasi milenial yang semakin jauh dari pemahaman kebangsaan. Disisi lain, semakin maraknya lahir di tengah masyarakat paham-paham radikal yang tentunya sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
"Dengan Bimtek ini, diharapkan menjadikan dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan lebih kreatif dalam meramu dan mengajarkan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dengan metode yang tidak monoton yang cenderung membosankan bagi mahasiswa. Sehingga bermuara pada mahasiswa didikan yang cinta tanah air," ungkap Ady Irawan, SH MH, kemarin.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena selama ini matakuliah Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata kuliah yang membosankan.
"Dosen belum punya terobosan baru dalam memberi pengajaran bagi mahasiswa. Inilah tujuan Bimtek selama empat hari ini," ujarnya.
Kegiatan tersebut dibuka Prof Dr Bunyamin Maftuh selaku Direktur Karir dan Kompetensi SDM Kemenristekdikti. Dalam sambutannya, dia memaparkan strategisnya peran dosen Pancasila dan perguruan tinggi dalam mencetak generasi muda.
Menurutnya, dosen Pancasila tidak hanya menjadikan mahasiswa pintar secara intelektual. Melainkan juga cinta dan bangga terhadap bangsa Indonesia. Selain itu, juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi perguruan tinggi tidak mengajarkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di kampusnya. Apalagi dengan tantangan Revolusi Industri 4.0 sekarang ini," tuturnya yang dikutip Ady Irawan.
Berapa materi pelatihan pada kegiatan itu yakni kebijakan tentang perkuliahan MKWU Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Pancasila sebagai Sistem Filsafat, Pancasila sebagai Ideologi, Geopolitik dan Geostrategi Indonesia. Pancasila dan Radikalisme, Bela Negara dan Pengabdian Profesi, Kebijakan Publik dan Partisipasi Kewarganegaraan, Model Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai General Education berbasis Project Citizens.
Selanjutnya, para peserta Bimtek diberi tugas untuk berdiskusi merumuskan konsep dasar pembelajaran dan pengajaran Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Sebelum penutupan, para peserta melakukan kunjungan ke Pusat Studi Pancasila UGM. Adapun narasumber dalam kegiatan Bimtek ini adalah Prof Dr. Mukhtasar, PhD Of Arts (Dosen UGM), Dr Arqom Kuswanjono (UGM), Dr. Rr Siti Murtiningsih (UGM), Dr Hadirin Suryanegara, M.A.P (Sesdirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti), Dr. Encep Syarief Nurdin, M. Pd., M.Si (Universitas Pendidikan Indonesia), Prof. Dr Ismi Dwi Astuti Nurhaeni (Universitas Sebelas Maret), dan Prof. Dr Dasim Budimansyah, M.Si (Universitas Pendidikan Indonesia).(poros-07)
COMMENTS