Dibaca Normal
Bima, Poros NTB.- Upaya
Pemerintah Daerah Kabupaten Bima untuk menyelamatkan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Bima yang kian diteror “hantu kepailitan”,
tengah intensif dilakukan.
Sebagai langkah signifikan,
Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, menunjuk H. Khaeruddin, ST, MT, yang
akrab disapa H. Haer, sebagai Plt Direktur PDAM Bima yang baru Tanggal 15
Agustus lalu.
H. Khaeruddin, St, MT |
Tugas yang dibebankan
di pundak H. Haer, yang secara definitive menjabat sebagai Kepala Dinas PU
Perkim Kabupaten Bima ini tergolong “maha” berat.
Mengingat sulitnya
mendeteksi titik kebocoran yang tersebar luas di wilayah Kota dan masih
nihilnya anggaran.
Bahkan pihak pemangku
kepentingan publik Kota Bima, baik eksekutif maupun legislatif, merasa upaya
pemulihan PDAM Bima merupakan sebuah “Mission Impossible”.
Buktinya, Pemerintah
Kota Bima, disokong pula DPR Kota Bima, cenderung memilih opsi membangun PDAM
yang baru, dengan alasan PDAM Bima saat ini dalam keadaan pailit. Padahal tidak
ada istilah pailit sebelum pihak pengadilan memutuskan pailit.
Sementara dua opsi
lain, yakni pemberian subsidi ataupun hibah dan adanya penyertaan modal oleh
Pemkot yang ditawarkan Direktur yang didampingi Dewan Pengawas PDAM Bima lewat rapat
di aula DPR Kota Bima, Kamis (11/10/2018) ditolak mentah-mentah.
“Hasil pertemuan belum
ada keputusan. Namun salah satu wakil ketua DPR kota dan hampir semua peserta
(rapat) dari kota, baik legislative maupun eksekutif menginginkan kota bangun
sendiri PDAM yang baru,” beber H. Haer
Kecenderungan Pemkot
Bima yang memilih opsi bangun PDAM baru ini mengarah pada wacana penyerahan asset,
dan Pemkot patut dinilai cari senang sendiri dan tidak bertanggung jawab
karenanya.
H. Haer menganggap
perlu adanya campur tangan Pemkot, mengingat PDAM Bima ini melayani dua wilayah
pemerintahan, yakni Kabupaten dan Kota Bima.
Alasan lain,
lanjutnya, Pemkot merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap
kerusakan jaringan pipa yang mendorong PDAM “jatuh sakit”, akibat penggalian drainase
yang super semrawut dan asal seruduk pasca penanganan banjir penghujung Tahun 2016 lalu.
Belum lagi pelanggan
PDAM Bima, 70 persen merupakan warga kota, hanya 30 persen warga Kabupaten.
Karena itu H. Haer dengan
lugas menyatakan, Walikota Bima yang baru ini tidak peduli dengan kebutuhan air
bersih warganya.
“Perlu diingat, PDAM
Bima ini umurnya lebih tua dari Kota Bima. Jadi jauh sebelum Kota Bima lahir,
PDAM Bima sudah ada dengan jaringan-jaringan pipanya yang menyuplai kebutuhan
air bersih masyarakat di wilayah Kota Bima,” tuturnya.
Dalam upaya pemulihan
PDAM Bima, Pemkot sendiri pernah mengucurkan dana sekitar 5 miliar guna pemasangan pipa
baru. Namun H. Haer menyebut, dana sebesar itu belum memberikan manfaat,
"Dana sebesar 4 atau 5 Miliar itu belum menyentuh pemanfaatan sebagai asas manfaat dari kegiatan (pemasangan pipa itu)," tukasnya.
"Dana sebesar 4 atau 5 Miliar itu belum menyentuh pemanfaatan sebagai asas manfaat dari kegiatan (pemasangan pipa itu)," tukasnya.
Berdasarkan metric kebutuhan
yang disusun staf teknisnya, disesuaikan dengan harga terkini, anggaran yang
dibutuhkan untuk memulihkan secara total PDAM Bima akibat kerusakan jaringan pipa yang disebabkan ulah Pemkot.ini mencapai Rp. 27 Miliar.
Jika mampu dipulihkan,
PDAM Bima dikalkulasi bisa memperoleh laba bersih sebesar Rp. 127 juta per
bulan
Untuk diketahui, sumber air PDAM Bima di wilayah kota ini sangat melimpah. Seperti di "Oi Nungga" dan "Oi Si'i", serta 9 bor dalam.
Fakta menariknya, beber H. Haer, jika semua sumber air PDAM Bima tersebut dilepas secara bersamaan, maka dalam waktu 6 jam dapat menenggelamkan Kota Bima, saking melimpahnya.
H. Haer optimis pemulihan PDAM Bima ini bisa dilakukan. Hanya saja ia menekankan harus ada campur tangan Pemkot.
Fakta menariknya, beber H. Haer, jika semua sumber air PDAM Bima tersebut dilepas secara bersamaan, maka dalam waktu 6 jam dapat menenggelamkan Kota Bima, saking melimpahnya.
H. Haer optimis pemulihan PDAM Bima ini bisa dilakukan. Hanya saja ia menekankan harus ada campur tangan Pemkot.
“Kalau tidak, akan
butuh waktu lebih dari 5 tahun untuk memulihkan PDAM,” sebutnya.
Terkait penyerahan asset, meski memungkinkan, namun menurut H. Haer, tidak sesederhana yang Pemkot bayangkan.
Terkait penyerahan asset, meski memungkinkan, namun menurut H. Haer, tidak sesederhana yang Pemkot bayangkan.
Karena asset PDAM ini
ada yang bersumber dari Pemerintah Pusat yang sifatnya hanya pengelolaan, dan
ada yang bersumber dari Pemerintahan Pusat dan Provinsi yang sifatnya
diserahkan langsung ke PDAM Bima.
Kita tunggu saja kelanjutannya, jika H. Haer mampu memulihkan PDAM Bima, maka ia layaknya “Ethan Hunt” yang diperankan Tom Cruise . Jika tidak? Namanya juga “Mission Impossible” sebagaimana pesismisme Pemkot Bima. (Aden)
Kita tunggu saja kelanjutannya, jika H. Haer mampu memulihkan PDAM Bima, maka ia layaknya “Ethan Hunt” yang diperankan Tom Cruise . Jika tidak? Namanya juga “Mission Impossible” sebagaimana pesismisme Pemkot Bima. (Aden)
COMMENTS