Dibaca Normal
Peserta perkemahan di Desa Piong, saat mengikuti Apel Besar Peringatan Hari Kesaktiaan Pancasila, Senin (1/10/18) |
Bima, Poros NTB.- Bersamaan dengan Kemah besar Hari Pramuka ke 57, Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Bima
mengadakan Apel Besar Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2018 di
Desa Piong Kecamatan Sanggar.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara, M. Yacub, S.Pd, mengajak agar memaknai Hari Kesaktian Pancasila dengan menumbuhkan
perilaku dan karakter yang pancasilais.
“Adik-adik ku Pramuka, hargailah Pancasila, Pancasila adalah pemersatu
bangsa, sama seperti makna HUT Pamuka yang ke 57, Pramuka Perekat NKRI,” jelas Yacub di hadapan 1.165 peserta Perkemahan.
lanjut Yacub, Pancasila merupakan dasar ideologi bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang dijadikan acuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dan sebagai falsafah dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Sementara itu, Arief
Rachman, ketua Panitia Perkemahan Besar Pramuka, mengatakan, kemah yang diadakan dari tanggal 28 September hingga 2 Oktober ini, mengambil Tema, “Pramuka Aku Jadi Pandumu, Pramuka Perekat NKRI, NKRI Harga mati”.
“Inilah tema besar yang diusung dalam perkemahan. Meski hanya 4 hari, semoga akan melekat di hati adik-adik pramuka, bahwa NKRI adalah harga mati,” jelas Arief.
Arief menghimbau, agar selama perkemahan, para peserta bisa belajar berdisiplin, senantiasa
menghargai dan menghormati teman teman dari Gudep, dan tidak membeda-bedakan dalam berinteraksi di perkemahan.
“Nah, bagaimana
menyelesaikan permasalahan dengan cara bermusyawarah, bukan saling menyalahkan atau
sebaliknya saling menghujat,” wejangnya.
1.165 peserta perkemahan, saat membubuhkan tanda tangan di spanduk sepanjang 20 meter |
Arief mengungkapkan, bangga dan berterima kasih kepada Bupati Bima yang
diwakili Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga, Komandan Kodim 1608,
Pimpinaan SAR Perwakilan Mataram, Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Bima dan terutama 1.165 peserta perkemahan yang telah ikut menandatangani
pernyataan “Aku Jadi Pandumu, Pramuka Perekat NKRI, NKRI
Harga Mati” di spanduk sepanjaang 20 meter.
“Semoga ini awal yang baik,
dari Desa Piong untuk Indonesia, Kami Pramuka Indonesia pekikkan, Aku Jadi
Pandu Mu, Pramuka Perekat NKRI, NKRI Harga Mati,” tutup Arief. (Aden)
COMMENTS