Dibaca Normal
Sekretaris Dinas Perkim Kabupaten Bima, Taufik, ST, MT |
Poros NTB.- Sebanyak belasan Kepala Keluarga, atau
sekitar 50 kepala di Dusun Pela Ria mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
untuk kebutuhan rumah tangganya. Selama ini warga tersebut harus menempuh
jarang yang cukup jauh mengambil air sungai untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan air bersih ini akan semakin sulit
saat musim kemarau tiba.
Sebenarnya, tak hanya belasan KK itu saja yang mengalami
krisis air bersih, sekitar 100 meter dari lokasi kediaman mereka, warga lain
masih di dusun yang sama, juga kerap mengalami kekurangan air bersih.
Menurut supratman, tokoh masyarakat setempat, mengatakan,
ada sekitar puluhan KK lain di “kampung sebelah’’ yang mengalami masalah
serupa.
Ia menawarkan solusi untuk pemenuhan kebutuhan air warga
dengan cara membuat bak primer untuk menampung mata air yang berada di lereng
gunung sebelah utara pemukiman warga.
“Di sana ada mata air yang tak pernah mati sepanjang
tahun. Itu sangat potensial untuk dijadikan sumber air bersih warga.” Tuturnya.
Sederhana, kata dia, di tempat mata air bisa dibangun bak
penampungan primer, lalu dari bak tersebut, air dialirkan melalui pipa ke
(beberapa) bak kedua yang ditempatkan dekat dengan pemukiman warga.
Di Bak kedua ini, warga bisa mengambil langsung airnya,
atau bisa juga didistribusikan melalui sambungan pipa kecil sesuai kebutuhan.
Dari bak kedua ini, bisa juga dialirkan ke “kampung
sebelah” dan dibuatkan bak lain untuk mereka.
Supratman memperkirakan jarak mata air ke bak penampung kedua
ini, sekitar 300 meter.
“jadi tidak terlalu jauh, di “kampung sebelah” juga
jaraknya sekitar 100 meter. Sederhananya untuk keperluan ini, hanya membutuhkan
4 bak.” Paparnya.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Bima lewat dinas
terkait, seperti Dinas Perkim, bisa mempertimbangkan untuk membantu pemenuhan
air bersih bagi warga yang bermukim di Dusun Pela Ria Desa Pela tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perkim Kabupaten Bima, Taufik,
ST, MT, ditemui di kantornya, Rabu (2/1/19) kemarin, mengemukakan, Dinas Perkim
memang memimiliki program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang memang dilaksanakan di wilayah pedesaan
dan pinggiran kota.
Sayangnya, kata dia program pamsimas ini sendiri, hanya
dapat dikerjakan untuk skala desa.
“Sementara warga yang membutuhkan hanya di Dusun Pela Ria.
Jadi program (Pamsimas) ini memang dikhususkan untuk pemenuhan air bersih (dalam)
skala desa,” ungkap Taufik.
Namun lanjut dia, meski pihak Perkim tidak bisa ikut
menanganinya, ia meminta warga Dusun Pela Ria agar tidak berkecil hati. Karena masih
ada alternatif untuk merealisasikannya.
Pertama, sebutnya, untuk membiayai upaya pemenuhan kebutuhan
air bersih di lokasi tersebut, dapat dianggarkan melalui Dana Desa.
Kedua, jika Anggaran Dana Desa tidak bisa digelontorkan
karena alasan yang normatif. Maka warga Pela Ria bisa membuatkan proposal
permohonan bantuan dana stimulan ke Pemkab Bima melalui Bagian Administrasi
Pembangunannya (AP).
“ya tinggal buat rancangan anggaran biaya dari kebutuhan
untuk kegiatan itu. Dihitung secara rinci bahan-bahan kebutuhan dan biayanya. Nanti
tuangkan dalam proposal dan bawa ke bagia AP,” terangnya.
Taufik sendiri yakin, jika memang urgen, maka upaya
pemenuhan kebutuhan air bersih warga terkait, akan segera diakomodir oleh
Pemerintah Daerah.
Lebih jauh tentang program Pamsimas, taufik menyebut,
Perkim Kabupaten Bima sudah meralisasikannya di sejumlah Kecamatan yang memang
membutuhkan.
“Tahun 2017 lalu sudah 16 titik penampungan air yang
bersumber dari Pamsimas, dan Tahun 2018 ada 20 titik. Jadi sudah 36 titik
sejauh ini.” Sebutnya.
Untuk Tahun 2019 ini, Program Pamsimas menargetkan 20
titik lagi di wilayah kecamatan yang membutuhkannya.
COMMENTS