Dibaca Normal
Foto: Sejumlah buruh tani saat menolak masukkan alatnya pemotong padi. |
Penolakan ini sempat membuat kericuhan. Sejumlah buruh tani tampak memenuhi ruas jalan di desa setempat guna menghadang hadirnya mesin berteknologi tinggi tersebut.
Jajaran Polsek Bolo bersama warga berserta pemilik mesin combine pangsung menggar pertemuan di aula Desa Bontokape. Pertemuan dikawal ketat Kapolsek bolo AKP Muhtar H. I. S.Sos, babinsa Serda Adhar serta pemerintah desa.
Kapolsek Bolo Muhtar H.I.S.Sos mengatakan, adanya penolakan terhadap mesin pemotong padi tersebut karena sebagian besar petani setempat menginginkan agar menggunakan mesin pemotong padi. Karena praktis, cepat dan mengurangi biaya. Sedangkan menggunakan jasa buruh tani (pemborong) tentu akan membutuhkan biaya yang banyak.
Kondisi ini membuat buruh tani meradang. Karena lahan mereka mencari nafkah dipastikan sudah tidak ada.
"Ini yang memicu adanya penolakan mesin tersebut," ujar Kapolsek.
Pada pertemuan tersebut bhabikamtibmas serta kapolsek Bolo memberikan pemahaman terhadap buruh tani untuk mencarikan solusi yang terbaik.
"Pertemuan berjalan tertib dan lancar. Secara umum situasi dan kondisi di Bontokape masih terpantau aman. Sementara ricuhnya buruh tani yang menolak dan para petani yang menginginkan beroperasinya mesin berakhir dengan keluarnya kesepakatan," tutup Kapolsek.(Poros08).
COMMENTS