Dibaca Normal
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nusa Tenggara Barat (NTB), Syamsudin. (Photo credit ANTARA/Nur Imansyah). |
Mataram,
Poros NTB.- Menukil data dari Kementerian Lingkungan Hidup &
Kehutanan (KLHK),
bahwa pada 2019 ini, sampah di Indonesia diperkirakan akan mencapai 68 juta
ton, dengan 9,52 ton diantaranya merupakan sampah plastik.
Jumlah ini bahkan lebih tinggi dibandingkan jumlah sampah per tahunnya yang
mencapai 64 juta ton.
Untuk Provinsi NTB sendiri, menurut
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) NTB, Syamsudin, sebagaimana dirilis Kantor Berita Antara Mataram, Jumat (28/6/19), mengatakan, volume
sampah di 10 kabupaten/kota di NTB mencapai 3.388 ton, dan
sampah yang dibuang perhari mencapai 76 ton.
Sedangkan, yang
masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah 641,92 ton dan sudah di daur
ulang hanya 51,21 ton perhari.
"Nah yang
tidak terkelola ini ada 2.695,63 ton atau 83 persen dari total sampah di
NTB," ujarnya.
Ia mengakui, persoalan sampah masih menjadi
pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan. Berbagai terobosan pun telah
dilakukan LHK NTB untuk mengurangi volume dan mengolah sampah tersebut. Bahkan,
untuk mengurangi sampah tersebut Dinas LHK NTB membentuk 50 kelompok bank
sampah pada tahun 2018.
"Tahun ini kita akan menambah lagi 50
bank sampah. Nanti mereka inilah yang melakukan pemilahan dan pengolahan sampah
sehingga mempunyai nilai ekonomi," ucap Syamsudin.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan
Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) NTB, Lalu Syakruzali Suprayafi mengatakan Pemprov NTB telah
membuat program Zero Waste untuk mewujudkan NTB bebas sampah pada tahun 2023.
Untuk menunjang program zero waste tersebut
Pemprov NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup telah membentuk 50 bank sampah dan
pemanfaat black soldier (lalat hitam) untuk mengurai sampah organik.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan
sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta pemilahan sampah
organik dan organik.
"Kita juga meminta masyarakat untuk
lebih meningkatkan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dan
memilah sampah organik dan anorganik, sehingga gampang dipisahkan,"
jelasnya.
Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
NTB, dari 10 kabupaten/kota, Lombok Timur tercatat sebagai penghasil sampah
terbesar dengan produksi 801 ton sampah per hari. Dari keseluruhan sampah itu,
baru 15 ton saja yang masuk TPA, sementara 78 ton atau 98 persen lainnya tidak
terkelola.
Lombok Tengah berada diurutan kedua dengan
produksi sampah 645 ton per hari dengan rincian sekitar 12 persen sampah masuk
TPA dan 97 persen tidak terkelola.
Sementara, Kota Mataram, menghasilkan 314 ton
sampah per hari, 273 ton di antaranya masuk ke TPA dan 15 ton didaur ulang.
Hanya 15 ton sampah atau lima persen yang belum dikelola dengan baik.
Sedangkan, untuk TPA di NTB, pada dasarnya
telah tersedia. Adapun TPA di NTB adalah TPA Kebon Kongok seluas 8,41 hektare
untuk Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. TPA Pengengat seluas 10 hektare
di Lombok Tengah, TPA Ijo Balit dengan luas delapan hektare di Lombok Timur,
TPA Jugil seluas delapan hektare di Lombok Utara dan TPA Oi Mbo seluas tujuh
hektare di Kota Bima.
Selain itu ada TPA Waduwani di Kabupaten Bima
dengan luas tujuh hektare, TPA Lune di Dompu seluas sembilan hektare, dan TPA
Batu Putih di Sumbawa Barat seluas lima hektare. Sementara Kabupaten Sumbawa
memiliki dua TPA, yakni TPA Raberas seluas enam hektare dan TPA Lekong seluas
sembilan hektare.
(Poros01/Ant)
COMMENTS