Dibaca Normal
Bima, Poros NTB.- Perjuangan Ibu Tini Abubakar,
rasanya patut diacungi jempol. Pasalnya di tengah himpitan modernisasi yang
dibanjiri barang olahan mesin, ibu yang berasal dari Desa Rada Kecamatan Bolo
ini masih tetap bertahan dengan usaha gerabah tanah litany, sebagai lumbung
penghidupannya.
Tak tanggung-tanggung, sudah 58 tahun ibu ini setia
dengan usaha gerabahnya yang ia mulai sejak Tahun 1960 silam.
“Usaha ini sudah saya jalani sejak puluhan silam sebagai
usaha tetap Keluarga. Sejak dulu, ini merupakan kerajinan tangan yang
bahan-bahannya dari tanah liat," tutur Ibu Tini, saat ditemui di sela-sela
kesibukannya, Minggu (23/6/19).
Dari usahanya ini, ibu Tini mampu meraup penghasilan
sekurangnya Rp. 3 juta dalam sebulan. Namun, yang paling bernilai baginya
adalah kecintaannya pada pekerjaan yang ia lakoni sejak lama ini.
Apalagi mengingat nilai historisnya, usaha ini
merupakan warisan dari orang tuanya yang dengan gigih ia pertahankan sejak
usianya menginjak 15 tahun.
Selebihnya, usut punya usut, usaha gerabahnya tidaklah
dapat dipandang sebelah mata. Karena nyatanya, pasokan gerabahnya mampu
merambah di wilayah pasar kota, Sila, hingga Kabupaten Dompu yang diantar
dengan menggunakan mobil pick up.
Tuturnya lagi, gerabah yang dibikinnya kebanyakan
dibuat berdasarkan pesanan dan perkembangan kebutuhan konsumen lainnya.
Alhasil, dari usaha gerabahnya, ibu 4 anak yang
ditinggal mangkat suaminya 25 tahun lalu ini, mampu membiayai kebutuhan
keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya dengan layak.
“Alhamdulillah dari usaha gerabah ini, dua oaring
putra saya kini sudah gelar sarjana,” ujarnya bangga.
Ketika ditanyakan kebutuhan akan modal pihaknya dari
dulu tidak pernah mendapatkan perhatian pemerintah." Murni usaha ini
adalah modal sendiri hingga saat ini," jelasnya.
Diakui pada beberapa waktu lalu pemerintah desa pernah
melakukan pendataan pada usahanya,akan tetapi hingga hari ini tidak pernah
datang lagi.
Dirinya berharap pada pemerintah agar kegiatan
usahanya ini didukung guna akan berkembang dan diketahui oleh masyarakat luas.”Sehingga
budaya lama kita atas barang-barang tradisional masih utuh dipergunakan
masyarakat Bima," Harapnya. (Poros08)
COMMENTS