Dibaca Normal
Perwakilan Warga Desa Tolotangga saat berada di Aula Tambora Polres Bima |
Bima, Poros NTB.- Penyebab pasti dan kronologis pertikaian antara warga Desa Tolotangga dengan Desa Parado Wane terkesan masih simpang siur.
Versi Kepolisian Resort Bima Kabupaten, menyebutkan (penyebabnya) adalah adanya Kawasan Hutan Tutupan
Negara yang berlokasi di watasan Desa Tolotangga dengan Desa Parado Wane yang
merupakan sumber mata air DAM Tolotangga dibabat oleh warga Desa Parado Wane
untuk dialih fungsikan menjadi ladang tempat menanam jagung, sehingga memicu sekelompok
warga Desa Tolotangga melakukan aksi pembakaran saung milik warga Desa Parado
Wane di Kawasan Hutan Tutupan Negara tersebut pada hari Minggu (23/6/19).
Sementara terkait insiden yang terjadi saat upaya
islah di Kantor Camat Monta, menurut Kasubag Humas Polres Bima, Iptu Hanafi, saat
itu sekitar 100 orang warga Desa Parado wane datang di Kantor Camat Monta
dengan menggunakan 2 unit mobil Truck bak terbuka dan 4 unit mobil Pick Up.
Sesampainya di halaman Kantor Camat Monta, warga
Parado Wane melontarkan pertanyaan retoris (yang terkesan provokatif, red). "Mana
orang Desa Tolotangga," kutip Hanafi.
Sementara di satu sisi, salah satu warga Desa
Tolotangga yang mendengar pertanyaan tersebut, balik bertanya kepada warga Desa
Parado Wane, "Ada apa dengan warga Parado Wane ini datang banyak orang dan
sambil menanyakan (mencari) warga Desa Tolotangga. Apa kalian Warga Parado Wane
mau datang ribut?" kutip Hanafi lagi.
Tanggapan warga Desa Parado Wane selanjutnya, mereka sekonyong
turun dari mobil Truck dan Pick Up, dan langsung mengeroyok warga Desa
Tolotangga yang diketahui bernama Habibi.
Menghadapi pergulatan yang tidak seimbang itu, Habibi akhirnya
mengambil batu dan langsung memukul salah satu warga Desa Parado Wane di bagian
kepala.
Melihat rekannya dipukul, warga Desa Parado Wane
langsung berkumpul dan 2 orang warga Desa Parado Wane (belum teridentifikasi
identitasnya) menghunus parang untuk membacok Habibi.
Namun dengan sigap personil Polsek Monta dan Subsektor
Wilamaci yang saat itu sedang mengawal lokasi langsung mengamankan parang
tersebut, dan berusaha melerai keributan.
Selanjutnya, ketegangan meluas. Warga Desa Parado Wane
yang berkumpul di jalan raya dan warga Desa Tolotangga yang berkumpul di halaman
Kantor Camat Monta saling serang dengan lemparan batu yang mengakibatkan 2 warga
Desa Parado Wane terkena lemparan batu.
Namun aksi saling lempar batu tersebut tidak
berlangsung lama karena dengan cepat langsung dilerai oleh personil Polsek
Monta, Polsek Parado, Subsektor Wilamaci, personil TNI dari Koramil 1608-07
Monta dan Sat Pol PP Kecamatan Monta yang dipimpin oleh Kapolsek Monta IPTU Takim
yang barada di lokasi.
“Pukul 11.00 wita, personil Sat Sabhara dan Sat
Intelkam Polres Bima yang dipimpin langsung Kabag Ops Polres Bima, Kompol Jamaluddin,
S.Sos dan personil Polsek Woha yang dipimpin oleh Kapolsek Woha Iptu Edy
Prayitno tiba di Kantor Camat Monta yang selanjutnya menghimbau kepada warga
Desa Parado Wane untuk membubarkan diri dan kembali ke Parado,” beber Hanafi.
Sayangnya, himbauan tersebut tidak digubris. Warga
Desa Parado Wane tidak mau kembali.
Untuk mengamankan situasi, pihak kepolisian akhirnya
mengamankan Habibi beserta warga Desa Tolotangga lainnya ke Polres Bima,
sehingga warga Desa Parado Wane langsung membubarkan diri dan kembali ke
Parado. (Poros.01)
COMMENTS