Dibaca Normal
![]() |
Kapolda NTB, Irjen Pol Drs Nana Sudjana, AS,MM, saat tiba di lokasi jatuhnya helikopter (Photo credit : Tribrata NTB) |
Lombok, Poros NTB.- Kapolda
NTB, Irjen Pol Drs Nana Sudjana, AS,MM dikawal pejabat utama Polda NTB serta
pejabat utama Polres Loteng turun langsung mengecek kondisi pesawat helikopter
yang jatuh di areal sawah warga di Dusun Gilik, Kecamatan Pujut Loteng,
kemarin.
Tujuan turunnya orang
nomor satu di kepolisian NTB selain untuk mengecek namun untuk melihat keamanan
di wilayah sekitar areal pesawat yang sudah di pasangkab police line tersebut.
Baca Juga : Helikopter Sipil Jatuh di Pesawahan Warga
Kapolda NTB, Irjen Pol Nana
Sudjana yang didampingi Kapolres Loteng, AKBP Budi Santosa menyatakan,
untuk pesawat helikopter ini memang dari lapangan bajo NTT kemudian akan menuju
bandara Lombok Iterenasional Airport. Namun, sebelum tiba
dibandara, pesawat yang membawa tiga penumpag warga asing itu mendarat tiba
–tiba diareal pesawahan warga. Untungnya, semua
penumpang termasuk pilot selamat hanya mengalami luka saja.
” Kami tetap meminta
anggota untuk memantau bangkai pesawat dilapangan, ” jelasnya.
Selain itu, untuk pesawat
yang terjatuh itu, pihaknya dari kepolisian berkerjasama dengan TNI maupun
pihak Angkasapura sudah melakukan segala upaya seperti melakukan evakuasi
terhadap para korban sebelumnya. Untuk keamanan sendiri, pihaknya juga
sudah memasangkan police line areal pesawat terjatuh itu. “ Kami hanya bertugas
untuk keamanan. Kalau untuk yang lainya akan disampaikan oleh KNKT,”
tuturnya.
Sementara itu, Komisi
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya turun gunung langsung untuk
melakukan ivestigasi terhadap pesawat helikopter yang jatuh diareal pesawahan
Dusun Gilik, Desa Kawo, Kecamatan Pujut Loteng, kemarin.
Tim KNKT yang didampingi
petugas Angkasa Pura I Lombok Internasional Airport (LIA) tiba di lokasi
sekitar pukul 11.30 wita. Mereka yang membawa peralatan, kemudian
langsung memeriksa awak pesawat helikopter jenis B206L4 milik PT Carpediem Air
yang jatuh pada hari Minggu (14/07) tersebut.
Dari hasil pemeriksaan
lebih dari 2 jam lebih tersebut, pihak KNKT menemukan fakta baru dalam
ivestigasinya terhadap pesawat yang jatuh bersama tiga penumpang dan satu pilot
itu. Bahwa, ditemukan tanki bahan bakar helikopter tersebut dalam keadaan
kosong.
Meski demikian, pihak KNKT
belum bisa menyimpulkan bahwa pesawat itu terjatuh karena kehabisan bahan
bakar, karena mereka masih melakukan ivestigasi mendalam dan mengumpulkan
bukti -bukti untuk mencari tahu penyebab pesawat tersebut terjatuh
ini. Sehingga, untuk mencari penyebab sebenarnya, dalam
pemeriksaan investigasi itu, pihak KNKT selain mengamankan sejumlah
dokumen pesawat, namun mereka juga membawa benerapa bukti yang ditemukan di
awak pesawat untuk melakukan ivestigasi lebih dalam lagi.
Tenaga Ahli KNKT,
Masruri usai melakukan investigasi terhadap bangkai pesawat itu menyatakan
bahwa, pihaknya dibantu Direktorat Perhubungan Udara dan pihak Bandara LIA
turun dengan tujuan untuk melakukan mengumpulkan data untuk membantu
pihaknya melakukan investgasi kenapa pesawat ini bisa mendarat di tengah areal
pesawahan. “ Kami turun mengumpulkan data data maupun bukti sebagai
analisa kenapa pesawata ini bisa mendarat di areal pesawahan warga ini,”
jelasnya, kemarin.
Ia menegaskan, tapi dalam
pemeriksaan terhadap pesawat tersebut, pihaknya menemukan bahwa tangki bahan
bakar dalam keadaan kosong. Tapi, pihaknya belum bisa simpulkan
temuan tangki kosong tersebut menjadi penyebab pesawat terjatuh. Karena
pihaknya harus mendalami kenapa tangki pesawat kosong. “ Memang
kami temukan bahwa tangki pesawat dalam kondisi kosong. Tapi kami perlu
teliti kenapa tangki tersebut bisa kosong. Apakah karena benturan
atau apa. Ini harus kita dalami lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk
penyebabnya, pihaknya masih mengumpulkan data baik lapangan seperti data
yang ada di bangkai helikopter maupun data kantor pesawat. Karena memang
pihaknya harus mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang akan buat sebagai data
analisa kenapa helikopter itu ini bisa mendarat di areal pesawahan
warga. “ Dengan data mapun bukti yang ditemukan itu akan membantu kami
untuk untuk identifikasi. Dan untuk sementara kami belum menemukan data
yang memang untuk dijadikan bahan analisa,” tegasnya.
Ia menjelaskan, untuk waktu
yang dibutuhkan guna mengetahui penyebab pesawat terjatuh, pihaknya
mempunyai waktu sekitar 12 bulan. Disinggung mengenai apakah pesawat
memakai menggunakan Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder
(FDR)?. Ia mengaku untuk pesawat ini masih belum menggunakan alat
tersebut. Tapi secara aturan, pesawat dibolehkan tidak menggunakan alat
tersebut. “ Kenapa pesawat ini bisa terbang karena memang
pesawat masih memenuhi ketentuan pemerintah,” ucapnya.
Ia menyatakan, hingga saat
ini, pihaknya masih melakukan interview terhadap pilot pesawat, karena memang
kondisi pilot masih membutuhkan istirahat. Pihaknya akan meminta
keterangan terhadap pilot setelah kondisi pilot memang benar –benar sudah
sangat baik dan sangat pres. “ Kami akan meminta keterangan pilot setelah
kondisinya sangat pres. Kami tidak ingin meminta keterangan pilot dalam
kondisi yang sekarang,” tuturnya.
Sumber : Tribrata NTB
COMMENTS