Dibaca Normal
![]() |
Kepala Distambun Kabupaten Bima, Ir. Indra Jaya |
Bima, Poros NTB.- Untuk
menanggulangi dampak kekeringan Tahun 2019 ini terhadap produktivitas tanaman
pangan, Pemerintah Kabupaten Bima lewat Dinas Pertanian dan Perkebunan tengah
menggiatkan kunjungan untuk memantau keadaan lahan pertanian ke sejumlah wilayah
kecamatan di tingkat pedesaan.
Pantauan ini
dilakukan oleh Distanbun guna melihat langsung dampak kekeringan khususnya di
bidang pertanian, sehingga dapat dicarikan cara yang tepat untuk mengantisipasinya.
Kepala Distanbun Kabupaten
Bima, Ir. Indra Jaya, menuturkan, berdasarkan pantauan dari petugasnya, sejauh
ini belum ada laporan yang menyebutkan adanya kegagalan panen maupun kegagalan
tanam akibat kekeringan.
“Alhamdulillah,
sejauh ini belum ada laporan adanya gagal panen maupun gagal tanam,” ujar Indra
ditemui di Kantornya. Rabu (17/7/19) kemarin.
Meski akibat
perubahan iklim saat ini mengakibatkan panas dan tingkat kelembaban yang tinggi
akibat kekeringan. Namun sampai saat ini, ia kembali menegaskan tidak terjadi
Puso (tidak ada mengeluarkan hasil sawah) di sejumlah kecamatan yang dipantau
Distambun.
“Alhamdulillah di
Bima ini, seluruh wilayah di kecamatan-kecamatan belum ada laporan yang mengatakan
ada terjadinya puso,” kata dia untuk yang kedua kalinya.
Meski begitu,
pihaknya tak mau ayal dengan nasib para petani. Karena dalam rangka
mengantisipasi dampak kekeringan yang berkepanjangan ini, Distambun terus melakukan
update inventarisasi data sebagai bahan validasi untuk pemetaan wilayah-wilayah
yang rawan terjadinya dampak kekeringan.
Upaya tersebut, kata
Indra, yakni dengan membagikan mesin puluhan mesin pompa air berskala 5 PK dan
10 PK. “Itu dibagikan kepada kelompok-kelompok di kecamatan yang kita anggap
dan kita nilai (rawan) terjadi dampak kekeringan.” Ujarnya.
Antisipasi lainnya,
yakni dengan menggelar sekolah lapang yang digelar petugas lapangan untuk
memberikan pembinaan kepada para petani, sehingga ilmu dan pengetahuan para
petani menjadi lebih mutakhir untuk mengantisipasi dampak kekeringan.
Lanjutnya, saat ini tengah memasuki Musim Kemarau (MK)
2, maka dihimbaukan kepada petani agar tidak menanam komoditas atau benih-benih
yang membuthkan air yang banyak bagi pertumbuhannya.
“Kalau bisa jangan dulu tanam padi,” ujarnya
mencontohkan. “Yang cocok sekarang, tanam jagung, kedelai, sama kacang tanah.”
Pungkasnya.
Ia berharap meski kekeringan saat ini sudah terbilang
parah yang mengakibatkan sulitnya warga mendapatkan kebutuhan air bersih. Namun
tidak terlalu terdampak jauh terhadap produktivitas tanaman pangan di wilayah
Bima. (Poros.10)
COMMENTS