Dibaca Normal
![]() |
Suasana Workshop PDB di aula rapat SMAS KAE WOHA |
Bima, Poros NTB.- Dalam rangka
meningkatkan kualitas, kredibilitas, etos kerja dan produktivitas ide/gagasan,
serta disiplin kerja guru di lingkup sekolah, SMAS KAE Woha Bima menggelar
Workshop bagi Peserta Didik Baru (PDB).
Menurut Ketua Yayasan
SMAS KAE Woha Bima, bahwa untuk menciptakan murid yang berkualitas, maka diperlukan
guru yang berkualitas juga. Dalam hal ini, guru dituntut untuk membekali
dirinya dengan keluasan ilmu pengetahuan sesuai bidangnya disertai teknik
penyampaian yang efektif dan efisien.
“Kita (SMAS KAE)
tidak mau memiliki ‘guru-guruan,’ yang dibutuhkan itu guru sejati,” tandas H.
Muhaimin. “Karena SMA kita ini, merupakan salah satu sekolah favorit yang
memiliki kredibilitas di mata masyarakat, khususnya orang tua/wali murid,”
Imbuhnya, saat memberikan arahan dalam Workshop, Selasa (9/7/19) kemarin, yang
ditemani oleh Wakasek Kurikulum, Furkan, S.Sos, S.Pd.
SMAS KAE juga tidak
asal menerima murid, imbuhnya, karena dari ratusan calon peserta didik yang
mendaftar di sekolah tersebut akan melewati tahap ujian yang ketat terlebih
dahulu.
![]() |
Ketua Yayasan SMAS KAE WOHA Bima, Drs. H. Muhaimmin HAK (Kanan) ditemani Wakasek Kurikulum Furkan, S.Sos, S.Pd |
Lagipula Calon Siswa
yang mendaftar bukanlah “sisa-sisa” yang tertolak di sekolah lain. Karena pendaftan
sekolah swasta favorit di Kabupaten Bima itu dibuka bersamaan dengan jadwal
penerimaan siswa baru sekolah lainnya.
Tercatat ada ratusan
calon murid yang mendaftar. Setelah melewati proses seleksi yang ketat, yang
diterima sebanyak 210 siswa, yang kini tengah menjalani Masa Orientasi Sekolah
(MOS).
“Jadi orang tua/wali
murid itu sejak awal memang mempercayakan SMA KAE untuk mengembangkan keilmuan
dan bakat anak-anak mereka. Bukan karena mereka ditolak sekolah lain,” tegasnya
di hadapan lebih dari 30 guru PDB.
Diketahui, Yang masuk
dalam kategori PDB tersebut, adalah 8 orang guru yang baru direkrut tahun ini
beserta puluhan guru yang sudah mengabdi dalam 1-2 tahun terakhir.
Dalam workshop ini,
H. Muhaimin, menitik beratkan “tuntutan” pada beberapa poin. Yakni, Pertama,
guru memahami, menguasai kompetensi akademik dengan cara memperkaya materi
dengan cara mempelajari minimal 3 buku terkait dari penulis yang berbeda.
Kedua, guru dituntut
untuk menguasai Kompetensi Pedagogik. Artinya guru harus memiliki kemampuan
untuk penyusun perangkat administrasi pendidikan sebagai rujukan mengajar, mempersiapkan
metode dan alat peraga mengajar, serta menyusun standar penilaian hasil belajar
siswa termasuk dalam hal evaluasi untuk keperluan pengayaan atau remedial berdasarkan
K-13 yang diterapkan sekolah tersebut.
Ketiga, guru dituntut
mampu menjadi pengamat sekaligus bagian dari kehidupan social masyarakat.
Sehingga guru dapat berinteraksi secara fleksible dengan guru lain, pegawai,
peserta didik, dan masyarakat baik di dalam maupun di luar sekolah.
Sementara yang
Keempat, guru dituntut untuk bisa memberi teladan, berperan sebagai motivator, memiliki integritas kepribadian.
“Intinya guru harus professional,”
tukas H. Muhaimin. “Persiapkan segalanya di rumah sebelum melakukan aktivitas
KBM di kelas maupun interaksi social di sekolah,” imbuh Ketua Yayasan.
Sebagai penutup, H.
Muhaimin, menyatakan, dari keempatan “tuntutan” di atas, ia mengajak guru agar
sekuat tenaga belajar mengelola kelasnya secara efisien. Karena, dikatakannya,
keberhasilan guru dalam mendidik tergantung sungguh pada keberhasilan guru
dalam menyelesaikan kelasnya. (Aden/ADV)
COMMENTS