Dibaca Normal
Skuat PS Tamsis saat melakoni laga terakhir. |
Bima, porosntb.com-Perjalanan PS Tamsis menuju juara di ajang Gubernur Cup harus terhenti dengan skor 1-2 dari tim tuan rumah, PS Fazardit. Meski kalah, tim berkostum merah tersebut mengklaim telah menjadi public champion.
Faktor utama dari tersingkirnya PS Tamsis karena kelelahan dan waktu istirahat antar pertandingan yang mepet.
"Meski kalah, tapi PS Tamsis telah menjadi juara di hati masyarakat. Kekalahan PS Tamsis karena panitia tidak memberikan waktu istirahat yang agak lama. Cuma 1 hari. Setelah main Sabtu (19/10/2019) harus turun lagi hari ini (Senin, 21/10). Sementara lawannya istirahat 3 hari. Di sini letak tidak fair-nya panitia. Masa tunda satu hari dari jadwal tidak diberikan. Sementara tunda untuk kejuaraan lain diberikan," tutur Manager Club PS Tamsis, Rusdin pada media ini via selulernya.
Menyikapi waktu istirahat tersebut, pihaknya mengaku telah menghubungi panitia. Namun, lanjutnya, panitia mengaku tidak ada penundaan pertandingan karena berkaitan dengan penggunaan lapangan untuk kejuaraan lain. "Ini yang menjadi masalah sehingga kami merasa dirugikan. Padahal menurut informasi yang kami dapat, pertandingan Gubernur Cup tinggal partai final dan tidak ada perebutan juara 3. Partai finalpun menunggu jadwal gubernur dengan masa tunggu sampai tanggal 3 november," sesal Rusdin.
Ditekankannya, kekalahan yang diderita pihaknya, lebih banyak karena faktor kelelahan. Dari menit awal hingga akhir, PS Tamsis banyak melakukan kesalahan, karena kurang fokus. "Termasuk gol bunuh diri di babak pertama. Sehingga permainan tim kami di babak kedua berlangsung kasar karena sama-sama lelah. Wasit sepertinya lebih berat ke tuan rumah. Sangat mendukung tuan rumah. Sehingga sangat menguntungkan tim lawan selaku tuan rumah," ujarnya.
Kecurigaan Rusdin diakui bukan tanpa alasan. Karena event bergengsi Dena Gubernur Cup tersebut memang di inisiasi oleh Herman yang juga merupakan manager PS Fazardit. Namun demikian, PS Tamsis telah menjadi juara di hati masyarakat.
"Karena pemain banyak dikasari, namun wasit tidak mengambil keputusan yang tepat. Sehingga memancing permainan yang berlangsung kasar. Melihat itu, masyarakat dan penonton banyak yang turut menyesalinya," tandas Rusdin.
Senada dengan Rusdin, coach Mulyadi yang juga memiliki kepakaran di bidang perwasitan sepakbola menyatakan hal yang sama terkait waktu. Beliau juga menggarisbawahi performa wasit yang dinilai kontroversi. “Alasan panitia yang menyatakan semifinal tidak bisa diundur karena lapangan dipakai untuk event lain sangat menggelikan. Turnamen sekelas Gubernur Cup jelas harus diprioritaskan, bukan malah tergantung event lain. Ini akan bermuara pada kerugian dipihak kami," katanya.
Lebih lanjut Mulyadi menyatakan, kinerja wasit yang memberikan injury time yang sangat singkat, padahal pertandingan sering dihentikan karena pemain banyak yang mendapatkan perawatan. Selain itu, kedua tim masing-masing melakukan pergantian pemain secara maksimal yaitu tiga pergantian. Empat menit sangat tidak proporsional. Pelanggaran terhadap PS Tamsis sama sekali jarang dihiraukan.
"Ini tidak sehat untuk olahraga. Meskipun kami kalah, tetapi kami tetap juara di hati masyarakat, karena semangat fair play dan sportifitas yang kami tunjukan. Apalagi dengan cara panitia mengatur jadwal seperti ini, semakin mengukuhkan kemenangan di hati masyarakat, khususnya pecinta sepakbola yang hadir menonton,” ujarnya.
Untuk diketahui, pertandingan semifinal Gubernur Cup yang mempertemukan tuan rumah Fazardit vs Ps Tamsis Bima berakhir dengan anti klimaks. PS Tamsis yang diatas kertas difavoritkan untuk memenangi laga tersebut, akhirnya dipaksa tunduk dengan skor 2-1 untuk keunggulan tuan rumah. Semua gol tercipta di babak pertama, lewat pertandingan yang cukup sengit di stadion Dena Madapangga, Senin (21/10).
Pada laga tersebut, PS Tamsis membuka keunggulan pada menit ke 23. Pemain nomor punggung 9 atas nama Hendri mencatatkan namanya di papan skor melalui sontekan indah depan mulut gawang Fazardit FC. Keunggulan PS Tamsis bertahan hingga mendekati akhir babak pertama, sebelum terjadi own goal di menit 42 oleh Il Capitano Satriawan yang salah mengantisipasi bola silang dari pemain lawan. Dua menit kemudian skor digandakan Fazardit FC melalui pemain nomor 19 yang memaksa Kiper PS Tamsis memungut bola dari gawangnya. Skor identik bertahan hingga wasit meniup peluit panjang. (Poros07)
COMMENTS