Dibaca Normal
Ketua STKIP Tamsis Bima Dr Ibnu Khaldun Sudirman MSi (pakai topi merah) foto bersama sekretaris LLDIKTI, Dr Nuril Furqan MPd dan dosen PGSD |
Bima, porosntb.com-Kuliah umum merupakan cara kampus untuk merangsang mahasiswa baru untuk mengenal pengetahuan baru. Demi tujuan tersebut, STKIP Tamsis Bima menggelar kuliah umum. Tak tanggung-tanggung, kegiatan Prodi PGSD itu mendatangkan Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) wilayah II, Dr. Nuril Furqan, M.Pd.
Tema yang diusung adalah, Guru Profesional Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. "Kenapa mengangkat tema ini, dan apakah kampus sudah berada di era 4.0. Ketika mendapat pertanyaan seperti itu, jawabannya adalah kami sedang menjalankan 4.0," tutur Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., saat menyampaikan sambutan di Aula Sudirman, Jumat (8/11/2019) kemarin.
Melalui kegiatan tersebut, dirinya berharap lulusan Prodi PGSD mampu menjadi motivator hebat dan guru yang profesional. Selain itu, pria yang akrab disapa doktor Ibnu ini meminta agar dosen mampu membimbing dengan baik dan bijak.
"Mahasiswa adalah anak-anak ideologis kita di kampus. Kalau di rumahnya masing-masing, mereka adalah anak biologis orang tuanya," paparnya.
Di beberapa tempat, kuliah umum dicari dan diburu, bahkan berbayar. Menjadi tugas dari mahasiswa untuk mencari sumber pengetahuan sebanyak banyaknya. "Kuliah umum, seminar dan sejenisnya itu harus dicari. Karena selain ijazah, ada yang namanya Surat Keterangan Pendamping Ijazah. Itu juga merupakan hal lain yang harus dikejar selain ijazah," tuturnya.
Pada kesempatan itu, doktor Ibnu juga menyampaikan beberapa capaian kampus.
"Sudah 2 tahun mahasiswa diberikan materi bimbingan Imtaq. Kedepan, kami ingin meningkatkan akreditasi B. Tidak banyak loh yang mampu mewujudkan akreditasi B pada usia 6 tahun," imbuhnya.
Materi yang disampai Dr. Nuril Furqan, M.Pd meliputi arah perkembangan teknologi. Menurut pria yang akrab disapa Nuril itu, perkiraan 2040 adalah bonus demografi. Sedangkan di 2050 adalah revolusi ekonomi keempat. "Ini sesuai dan sejalan dengan visi STKIP Tamsis Bima," ujarnya saat menyampaikan materi.
Segala perjuangan dan program yang dilakukan selalu memiliki hasil. Walaupun, tidak semua out put harus memiliki outcome. "Dalam pembelajaran di era revolusi 4.0, harus open mind dan open mata hati. Secara praktis prosesnya menjadi transfer of knowledge dan transfer of value," papar Nuril.
Proses pembelajara di era revolusi 4.0, setidaknya memiliki lima kriteria. Yaitu, memanfaatkan internet, online, perkembangan digital, cyber dan kecerdasan buatan. Meski akan menggunakan kecerdasan buatan, tapi posisi guru tetap tidak akan tergantikan. "Karena hanya guru yang mampu melakukan pendekatan sosiologis, psikologis dan saintifik," tutupnya.
Pantauan media ini, kegiatan berlangsung dengan lancar. Peserta yang hadir mencapai 160 mahasiswa dan sejumlah dosen dari Prodi PGSD. (Poros07)
COMMENTS