Dibaca Normal
Kasek SMAN 1 Monta, Muhammad Nur, S.Pd (Kiri) bersama Ketua TPMS, Fahmi Khatab, M.Pd |
Bima, Poros NTB.-
Tangan dingin Kepala SMAN 1 Monta, Muhammad Nur, S.Pd, sepertinya tak perlu
diragukan lagi. Pasalnya sejak dua tahun kepemimpinannya, SMAN 1 Monta makin
maju. Baik dari segi fisik, manajemen, maupun penjaminan mutu.
Terbukti Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) NTB kini menunjuk SMAN 1 Monta sebagai sekolah
model sistim penjamin mutu internal (SPMI.)
Ketua Tim Penjamin
Mutu Sekolah (TPMS) Fahmi Hatib, M.Pd, yang juga Wakasek Kurikulum SMAN 1
Monta, mengatakan, penunjukan ini dimulai sejak bulan Agustus lalu. “Tapi
sebelum ditunjuk, LPMP NTB turun ke sekolah lebih dulu untuk menverifikasi
layak atau tidaknya sekolah tersebut sebagai sekolah model,” ujar Fahmi yang
ditemani Kasek SMAN 1 Monta, Muhammad Nur, S.Pd di ruang kerjanya, Sabtu
(23/11/19) kemarin.
Setelah
diverifikasi, lanjut Fahmi, akhirnya SMAN 1 Monta dinyatakan layak menjadi
sekolah model SPMI.
Dia Menerangkan,
program sekolah model ini dilaksanakan selama empat bulan. Yakni dimulai
Agustus dan akan berakhir sampai November 2019 ini. Selama kurun waktu
tersebut, guna keberlangsungan program ini, pihak dari LPMP NTB terus melakukan
pendampingan.
Fahmi berharap,
usai pendampingan selama 4 bulan itu SMAN 1 Monta bisa mandiri dalam
menjalankan sekolah model SPMI.
“Setelah ditunjuk
sebagai sekolah model, kami langsung diberikan Bimtek oleh LPMP NTB selama 3
hari yang berlokasi di Mataram. Dalam bimtek itu, kami menandatangani MUO
bantuan Pemerintah berupa dana sebesar Rp. 35 juta selama 4 Bulan, serta
melakukan penyusunan proposal dan RAB. Sepulang dari bimtek, setiap sekolah
model harus melakukan kegiatan pendampingan implementasi SPMI di sekolah model
dan di sekolah imbas,” tuturnya.
Diinformasikan
Fahmi, selain sekolah model, SMAN 1 Monta juga ditunjuk sebagai sekolah induk
pelaksana sekolah model yang anggotanya terdiri dari 3 sekolah model. Yakni,
SMPN 1 Monta, SMPN 1 Langgudu, SDN Langgudu. Tak hanya itu, SMAN 1 Monta juga
memiliki 5 sekolah imbas. Diantaranya, SMAN 2 Monta, SMAN 1 Parado, SMAN 1
Langgudu, SMAN 2 Langgudu, SMA PGRI Monta.
Lebih jauh Fahmi
memaparkan, sebagai sekolah model ada 8 tahapan kegiatan yang harus
direalisasikan. Pertama, sosialisasi atas adanya kegiatan sekolah model. Kedua,
rapat ko,ordinasi sekolah model dengan sekolah imbas. Ketiga, Rapat koordinasi
induk sekolah model dengan anggota sekolah model. Keempat, kegiatan In-1, yakni
kegiatan pendampingan implementasi siklus pemetaan mutu sekolah (SPMS.).
Kelima, kegiatan on-1, yakni kegiatan tindak lanjut dari kegiatan In-1 dimana
fasilitator Daerah (Fasdah) melakukan pendampingan ke sekolah imbas. Keenam,
kegiatan In-2, yakni pendampingan perencanaan mutu.
“Dalam kegiatan
ini sekolah model dan sekolah imbas diharapkan memiliki dokumen wajib SPMI,”
harapnya.
Sementara yang
ketujuh, Kegiatan on-2, dan kedelapan kegiatan desiminasi, dimana sekolah model
harus menyajikan hasil kegiatan selama 4 Bulan menjadi sekolah model. Dan semua
itu akan dipersentasikan di LPMP NTB yang berada di Kota Mataram.
Di kesempatan yang
sama, Kasek SMAN 1 Monta, Muhammad .Nur, S.Pd, mengatakan, untuk menjadi
sekolah model SPMI tidak mudah seperti membalik telapak tangan. Sebab, baru
bisa menjadi sekolah model haruslah melalui proses penilaian.
Kasek menerangkan, dalam peruses penilaian tersebut terdapat 8 tahapan yang
harus dinilai. Diantaranya, standar isi, standar proses, standar PTK, standar
pengelolaan, standar kompetensi kelulusan, standar pembiayaan, standar sarana
dan prasarana, dan yang terakhir standar penilaian. Dari kedelapan standar itu
sudah terpenuhi. Dan kalaupun ada sebagaian standar yang kurang, secepatnya
akan kami penuhi semua. Terang M.Nur yang juga menjabat sebagai ketua MKKS.
(ADV)
COMMENTS