Dibaca Normal
![]() |
Rombongan Team Monev Rumah KAT dari Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten Bima saat mengunjungi lokasi di Desa Lere Kecamatan Parado, Jum'at (13/3/20) (Teddy Kuswara) |
Bima,
porosntb.com.- Dirman, bapak dua anak yang
berusia 43 tahun warga Dusun Tanawu yang berada di paling ujung Desa Kuta
Kecamatan Parado Kabupaten Bima ini tak pernah menyangka sebelumnya. Bahwa ia akan bisa memiliki rumah yang tergolong
layak untuk dihuni tanpa mengeluarkan uang seperak pun.
Sebelumnya,
pria yang berprofesi sebagai nelayan ini hanya tinggal berjejalan bersama keluarganya
di sebuah gubuk nan sederhana yang beratap dan berdinding terpal yang ditambal
disana-sini.
“Saat
itu beredar informasi kita akan dibangunkan rumah KAT. Saya tidak tahu apa KAT
itu dulu, tapi apapun KAT itu yang penting dibangunkan rumah, sudah!” Kenang Dirman
dalam Bahasa Bima.
Awalnya
ia sedikit skeptis menanggapi kabar itu, “jangan-jangan hanya iming-iming,” ragunya
kala itu.
Namun
sejak 10 April Tahun 2019 lalu, saat yang mewakili Direktorat Pemberdayaan KAT
Kementerian Sosial RI bersama Dinas Sosial Provinsi NTB dan Kabupaten Bima
turun ke Tanawu, tepatnya di “So Tolomoro” untuk melakukan Kegiatan Penyiapan
Kondisi Masyarakat (PKM) program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (PKAT) dalam rangka memantapkan
kesiapan kondisi warga KAT dan warga sekitarnya sebelum memasuki tahapan proses
pembangunan rumah sederhana KAT dan pemberdayaan. Akhirnya meyakinkan
Dirman, kabar yang didengarnya bukanlah “fantasi”.
“Alhamdulillah..
tenyata benar kita memang dibangunkan rumah yang layak untuk ditempati,” ujarnya.
“Dulu waktu tinggal di gubuk, takut saya punya anak lagi. Sekarang saya ingin
punya anak lagi,” tukasnya sembari tersenyum lebar, karena syukurnya yang
terkira.
Bisa
jadi apa yang dirasakan Sudirman, mewakili perasaan warga penerima manfaat lainnya
dari program pembangunan rumah sederhana KAT yang berjumlah 32 unit berupa rumah
panggung ukuran 5 x 5 meter yang saat ini berdiri kokoh di atas lahan hibah yang
luasnya sekitar 4 hektar di So Tolomoro Dusun Tanawu.
Untuk
diketahui, pembangunan Rumah Panggung ini sejalan dengan instruksi Menteri
Sosial agar dalam program rumah KAT harus ikut memperkuat kearifan lokal. Rumah
panggung sendiri merupakan salah satu ikon kearifan lokal daeah bima yang saat
ini semakin tergusur keberadaannya.
Yang
pasti sejak adanya rumah KAT ini, Warga Tanawu yang dulunya “berdiaspora” dalam
sebaran So Tanawu menempati hunian seadanya, kini telah menjadi sebuah
komunitas sosial yang terpusat dan terkontrol.
Masih
di wilayah Kecamatan Parado, sebanyak 46 unit perumahan KAT semi permanen
ukuran 5x5 meter yang berasal dari dana APBN ini juga sudah dibangun di Dusun So
Soro Desa Lere. Sehingga totalnya 78 unit untuk Desa Parado.
Sebagaimana
warga Tolonawu, warga penerima manfaat di Desa Lere, juga mengunpkapkan rasa
syukurnya yang tak terhingga kepada Pemerintah, mulai dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, khususnya Pemerintah Kabupaten Bima lewat Dinas Sosial yang
telah berjuang keras melobi dan menjemput program perumahan KAT ini dari
Kementerian Sosial RI.
Kapala
Desa Lere, Jufrin, S.Pd.I, saat menyambut kunjungan kegiatan Monitoring dan
Evaluasi (Monev) rombongan dari Dinsos Provinsi NTB, diwakili Kepala Bidang
Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial NTB, Hj. Ari Yuliani bersama Kepala Seksi
Pemberdayaan Sosial, Perseorangan, Keluarga, Masyarakat dan Kelembagaan Sosial
(PSPK2), Sirajul Muttaqin A.KS, dan 4
staf lainnya, beserta yang mewakili Dinas Sosial Kabupaten Bima, Kepala Bidang
Pemberdayaan Sosial, Dewi Yuliani, S.STP, bersama Kasi dan stafnya, Jum'at (13/3/20) kemarin, mengungkapkan,
apresiasinya yang luar biasa kepada Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Daerah
yang telah membangunkan rumah KAT bagi warganya.
“Selama
ini warga saya di Desa Lere, tinggal terpisah-pisah di gubuk-gubuk. Bahkan di
saung yang ada di gunung, sehingga saat ingin melakukan sosialisasi, kami
sangat kesulitan menjangkaunya. Alhamdulillah sekarang warga saya bisa
terkumpul dalam satu lokasi. Dengan begitu sangat memudahkan kami Pemerintah
Desa jika akan melakukan sosialisasi akan sesuatu hal,” ungkap Jufrin tulus, Jum'at
“Jadi
terima kasih sudah memperdulikan masyarakat kami, yang kini bisa menikmati
tempat tinggal yang sangat layak,” imbuhnya.
Ia
berharap, Pemerintah tidak hanya sekedar membangun rumah KAT, tapi juga bisa
membangunkan sekolah, pengadaan air bersih, dan listrik.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial NTB, Hj. Ari Yuliani, mengatakan,kegiatan Monev ini dilakukan, karena rencananya perumahan KAT di Kecamatan Parado ini akan diresmikan langsung oleh Menteri Sosial RI.
Menaggapi, harapan Kepala Desa Lere, Yuliani, mengatakan pengadaan sekolah sangat mungkin untuk bisa direalisasikan lewat koordinasi lintas dinas. Dalam hal ini Dinas Dikbudpora, untuk mempertimbangkan harapan masyarakat lewat Kepala Desa Tersebut.
"Nanti akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan dinas-dinas terkait," ujarnya.
Begitu pula dengan masalah pengadaan air bersih dan listrik. Kata dia Dinas Sosial tidak bekerja sendiri, melainkan ikut melibatkan dinas-dinas terkait lainnya.
Informasi yang diendus media ini lewat seorang kontraktor, bahwa pengadaan air bersih yang dimaksud saat ini tengah dalam proses pemasangan pipa. Sementara, untuk asupan listrik akan memakai tenaga surya.
Bukan hanya itu, masyarakat penerima manfaat, tidak hanya dibangunkan rumah KAT. tetapi juga akan diberdayakan, untuk menopang kesejahteraan hidup masyaakat yang masuk kategori Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Pemebrdayaan yang dimaksud, kata Yuliani, berupa, diberikan bantuan Jaminan Hidup selama dua tahun, bantuan bibit tanaman, dan peralatan kerja.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial NTB, Hj. Ari Yuliani, mengatakan,kegiatan Monev ini dilakukan, karena rencananya perumahan KAT di Kecamatan Parado ini akan diresmikan langsung oleh Menteri Sosial RI.
Menaggapi, harapan Kepala Desa Lere, Yuliani, mengatakan pengadaan sekolah sangat mungkin untuk bisa direalisasikan lewat koordinasi lintas dinas. Dalam hal ini Dinas Dikbudpora, untuk mempertimbangkan harapan masyarakat lewat Kepala Desa Tersebut.
"Nanti akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan dinas-dinas terkait," ujarnya.
Begitu pula dengan masalah pengadaan air bersih dan listrik. Kata dia Dinas Sosial tidak bekerja sendiri, melainkan ikut melibatkan dinas-dinas terkait lainnya.
Informasi yang diendus media ini lewat seorang kontraktor, bahwa pengadaan air bersih yang dimaksud saat ini tengah dalam proses pemasangan pipa. Sementara, untuk asupan listrik akan memakai tenaga surya.
Bukan hanya itu, masyarakat penerima manfaat, tidak hanya dibangunkan rumah KAT. tetapi juga akan diberdayakan, untuk menopang kesejahteraan hidup masyaakat yang masuk kategori Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Pemebrdayaan yang dimaksud, kata Yuliani, berupa, diberikan bantuan Jaminan Hidup selama dua tahun, bantuan bibit tanaman, dan peralatan kerja.
"Yang
paling utama sebagai hamba yang beriman adalah terus bersyukur atas karuniaNya berupa datangnya bantuan Pemerintah ini." Pungkas Yuliani
Penulis
: Teddy Kuswara/Aden
Editor
: Aden
COMMENTS