Dibaca Normal
![]() |
Kepala SMAN 1 Woha, M.Nur, S.Pd dan Plt Kepala SMAN 1 Belo, Hairul Juhdy, S.Pd |
“Saat ini kami sedang gencar melaksanakan program zerois atau yang
biasa disebut dengan sekolah bebas sampah. Sebagai langkah awal pihak sekolah
sudah mensosialisasi kepada orang tua murid dan siswa. Karena mereka ini
merupakan obyek pertama yang akan menjadi pelopor untuk ikut menyukseskan
program dimaksud.” Ujar Kasek SMAN 1 Woha M. Nur, S. Pd saat dikonfirmasi di
ruang kerjanya, baru-baru ini.
Dia menerangkan, dalam program ini siswa menyisihkan uang belanjanya
untuk membeli 1 buah botol air mineral yang berukuran tanggung. Setelah airnya
diminum, botol tersebut akan dijadikan sebagai wadah untuk menaruh sampah
plastik dari sisa makanan siswa itu sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Pola ini terus dilakukan setiap hari siswa datang ke sekolah. Terang mantan
Kasek SMAN 1 Monta ini.
Karena kami, kata M. Nur, belum ada mesin pengolah sampah seperti
teman-teman yang ada di Kota Mataram. Maka untuk sementara waktu, semua sampah
yang sudah dikumpulkan oleh siswa tersebut akan dibawa disuatu tempat oleh tim zerois
dari pihak sekolah seraya menunggu mobil pengangkut sampah yang akan
membawanya. Katanya
Kasek yang juga menjabat sebagai ketua MKKS ini menuturkan, Sesuai
harapan Pemerintah Propinsi, bahwa tahun 2023 NTB akan bebas sampah. Sementara
Dunia tahun 2050 mendatang sudah bebas sampah. Artinya, bahwa sampah ini bukan
masalah local atau Nasional. Melainkan sudah menjadi masalah dunia juga. Untuk itu,
kami terus memberikan educasi kepada orang tua murid, siswa dan warga sekolah
agar selalu mendukung program ini. Bahkan sekarang juga, saya ingin sekolah ini
ada hari-hari tertentu bebas dari sampah. Tuturnya.
Hal senada juga yang dilontarkan oleh Kasek SMAN 1 Belo. Dia
mengatakan, sebagai langkah awal yang saya lakukan di sini yakni melakukan
pemetaan sekolah untuk mengetahui aspek mana yang harus ditingkatkan atau
dilaksanakan. Setelah dilakukan pemeteaan rupanya sekolah ini yang harus ditata
yakni penampilannya dengan cara menata taman. Termasuk melaksanakan program
zerois yang digaungkan oleh Pemerintah Propinsi NTB. Kata Kasek SMAN 1 Belo
Hairul Juhdy, S. Pd
Kasek menuturkan, sekarang ini kami sedang melakukan uji coba
program zerois. Para guru, Pegawai TU dan siswa bersama-sama jalan keliling di
halaman sekoloh dengan membawa botol air mineral berukuran tanggung sebagai
tempat menaruh sampah plastic. Semua sampah plastik yang ada satu persatu
mereka memungutnya. Alhasil, dari uji coba ini hasilnyapun memuaskan, karena
guru, pegawai TU dan siswa sangat antusias melaksanakan program tersebut. Tutur
Hairul.
Selain masalah sampah, kata dia. Kegiatan ekstrakurikuler juga akan ditingkatkan.
Seperti, voli, tari dan silat. Demi menunjang kegiatan tersebut, maka aula yang
ada di sekolah ini akan dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler.
Sementara menyangkut masalah akademik, tentunya kami akan terapkan berbagai
pola pembinaan terhadap siswa untuk mencapai prestasi yang di,inginkan bersama.
Katanya.
Lebih jauh Kasek memaparkan, sebagai upaya sekolah untuk menertipkan
siswa yang keliaran disaat jam kegiatan belajar berlangsung pihak sekolah
meluncurkan kartu kendali keluar kelas (K3K.) Dan k3k ini setiap guru wajib
membawanya disaat masuk mengajar. Siswa baru bisa keluar kelas ketika siswa
tersebut mendapatkan k3k dari guru yang mengajarnya di dalam kelas. Jika
seandainya siswa tersebut tidak membawanya, maka tim kedisiplinan yang
mengontrol siswa yang keliaran langsung memanggilnya untuk diberikan pembinaan
oleh guru BP. Paparnya. Paparnya.
Penulis : Erik Rifana
Editor : Aden
COMMENTS