Dibaca Normal
Foto net ilustrasi: (GRAFIS FAJAR KRISNA) |
Saling percaya adalah kunci langgengnya sebuah rumah tangga. Rasa cemburu memang selalu ada. Sang pujangga mengatakan, cemburu itu bumbu-bumbu cinta. Namun, cemburu disertai curiga yang berlebihan justru akan membawa malapetaka. Seperti suami yang satu ini. Terus mencurigai istri main serong, membuat rumah tangga mereka berantakan. Berikut kisahnya...
______________
Porosntb.com-Sebut saja nama pasangan ini sebagai Dae dan Mano. Mahligai rumah tangga yang sudah mereka bangun selama tujuh tahun itu, kini berada di ujung tanduk. Mereka sudah tiga bulan pisah ranjang dan akan segera menyandang status baru, janda dan duda.
Mano sudah mengajukan gugatan cerai di PA Bima karena tidak tahan dengan sikap Dae yang protektif. Setiap hari Mano selalu dicurigai. Bahkan, gerak-gerik Mano selalu dibayang-bayangi oleh Dae. Hal ini tentu saja membuat Mano tidak nyaman. Terlebih lagi, sikap Dae yang berlebihan itu memicu pertengkaran antara mereka.
Memang, Mano sangat cantik dan menarik. Apalagi kalau keluar rumah, Mano tampak semok dan mengundang perhatian. Mungkin ini bisa jadi alasan Dae curiga. Terlebih lagi, Mano memiliki pekerjaan sebagai guru honorer yang setiap hari tetap mengajar. Kadang, jatah ranjang untuk Dae selalu dikurangi karena Mano capek.
Seiring berjalannya waktu, hal ini rupanya menjadi masalah besar bagi mereka. Mano yang tidak selalu memberi servis terbaiknya kepada suami, membuat Dae bertanya-tanya dan mulai curiga. Tapi kecurigaan Dae tidak bisa ia buktikan. Hal inilah yang memicu pertengkaran antara mereka.
Meski sudah dikaruniai dua orang anak, namun tidak membuat pasangan ini dewasa dalam bersikap. Mereka acap kali menunjukan sikap yang tidak mendidik di hadapan buah hati mereka.
Dae dan Mano hampir setiap hari bertengkar. Bahkan, warga sekampung sudah biasa melihat persitiwa tersebut. Biasanya pertengkaran itu dimulai saat Mano pulang mengajar dan disambut dengan pertanyaan-pertanyaan aneh Dae. Tentu saja Mano merasa risih.
Mano selalu dituduh yang bukan-bukan. Bahkan, Mano diminta agar tidak berteman dengan siapapun termasuk berhenti dari pekerjaannya sebagai guru honorer.
"Cemburu silahkan. Tapi jangan gini-gini juga lah. Capek saya ladenin. Apalagi dia minta saya berhenti mengajar," ujar Mano saat ditemui usai mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama Bima belum lama ini.
Mano mengaku, pertengkaran bukan saja terjadi saat dia pulang kerja. Tapi saat berhubungan ranjang pun kerap terjadi pertengkaran. Banyak hal yang memicu pertengkaran mereka. Salah satunya soal "longgar".
"Saya mending jujur saja, karena masalah ini juga akan dibahas saat sidang nanti. Tuduhan dia seolah-olah saya ini wanita apaan. Dia tidak punya perasaan," ujarnya, dengan nada pelan.
Hal ini menimbulkan pertengkaran hebat antara mereka. Mano meminta bukti jika memang dirinya telah bermain serong dengan pria lain dan mengkhianati suaminya. Tapi lagi-lagi Dae tidak mampu memberikan bukti atas tuduhannya.
Sikap Dae yang asal nuduh sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Ia selalu kepoin urusan Mano. Semua teman dekat Mano dihubungi untuk memastikan jika Mano tidak main mata dengannya. Awalnya Mano ogah merespon. Karena ia merasa jika itu hal wajar. Namun lama-lama justru penyakit Dae semakin parah.
"Dia selalu curiga dengan apapun yang saya lakukan. Dandan dikit aja langsung disemprot dan ditanya-tanya," kesal Mano.
Seringnya terjadi pertengkaran dan seluruh warga pun sudah tahu masalah rumah tangganya, membuat keluarga Dae dan Mano berupaya mencari solusi. Meski sudah ada solusi, tapi Dae tak pernah berubah. Masih tetap curiga, dan menuduh Mano berselingkuh.
"Saya diminta agar tidak mengajar. Emang apanya yang salah dengan pekerjaan sebagai guru. Dianya aja yang berlebihan," katanya.
Bahkan, setelah pisah ranjang selama tiga bulan dan mengajukan gugatan cerai, Dae masih saja mengawasi pergaulan Mano. Hal ini terbukti dari beberapa WhatsApp Dae yang berisi tentang segala aktifitas Mano yang pergi kemana dan bertemu siapa.
Selain itu, Mano juga tidak mau ambil pusing soal harta gono gini dan hak asuh anak. Dia menyerahkan kepada anak-anaknya untuk menentukan. Mano juga nggak mau membatasi anaknya bertemu Dae karena dia punya tanggung jawab atas kedua anaknya.
Sikap Dae membuat Mano benar-benar marah dan semakin tidak suka. Rasa cinta yang dulu ada, kini berubah menjadi kebencian. Bahkan Mano sudah tak mau lagi mengingat masa-masa indah yang dilalui bersama Dae.
"Sudahlah lupakan aja yang seperti itu. Saya butuh kenyamanan," tutupnya sambil berlalu. (*)
Penulis Edo
COMMENTS