Dibaca Normal
Bima,
porosntb.com.- Aksi demonstrasi yang digelar oleh massa pemuda yang menamakan
dirinya “Front Rakyat Merdeka” di depan Kantor Bupati Bima, berakhir bentrok
dengan pihak keamanan, Senin (28/7) siang tadi.
Diberitakan
media ini sebelumnya dengan judul “Satu Pendemo Tertembak Saat Berunjuk Rasa di Kantor Bupati Bima”, mendapat koreksi dari pihak Kepolisian.
Menurut
kepolisian, berita dimaksud, narasinya menggiring opini publik bahwa salah satu
pendemo tersebut ditembak dengan peluru. Meski judulnya tertembak tapi dalam
beritanya ada kata “ditembak”, seolah disengaja.
Kendati
demikian, pihak kepolisian sendiri tidak menampik terpaksa menggunakan senjata
laras licin Flash Ball, atau pelontar gas air mata untuk menghalau massa aksi
yang tidak kooperatif.
Masih
menurut Kepolisian, massa yang berorasi dan memblokir jalan, hingga puncaknya melakukan
pelemparan batu secara membabi buta terpaksa dibubarkan dengan gas air mata.
“Kita
sudah melakukan himbauan beberapa kali agar massa melakukan aksi damai. Itu
sudah sesuai dengan aturan dan tahapan pengamanan polisi melakukan pembubaran
terhadap kelompok massa tersebut,” tulis Kepolisian dalam koreksinya.
Salah
satu pendemo itu diduga terjatuh dan terkapar karena “kelilipan” akibat efek
gas air mata.
Hal
itu diperkuat oleh pernyataan Kepala PKM Woha, dr Dewi Puspaningsih, yang
dikonfirmasi media ini via HP, mengatakan pendemo terkait hanya mengalami
iritasi di bagian dada.
“Hanya
ada iritasi di bagian dada kok. Tidak berdarah-darah. Setelah dipasang oksigen
dan infus, sebentar kemudian sudah keluar.” Papar Dewi, sapaan akrabnya.
Saat
ditanya adanya kemungkinan terkena selongsong peluru gas air mata, Dewi kembali
menegaskan hanya luka iritasi biasa. Kemungkinan terkena sesuatu saat jatuh.
“Nggak
ada memar yang serius karena terkena langsung selongsongan. Saya ada fotonya kok,”
tukas Dewi. (Red)
COMMENTS