Dibaca Normal
Kepala Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, I Kadek Yuli Sastrawan, S.IKom |
Bima,
porosntb.com.- Untuk terus meningkatkan pelayanan dan memberikan rasa nyaman
bagi para pengguna jasa penerbangan serta pengunjung umumnya, Bandara Sultan
Muhammad Salahuddin (SMS) Bima terus berbenah diri dengan melakukan berbagai
upaya untuk terus “memperkaya” infrastruktur pendukung.
Terkini,
Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas II tersebut tengah membangun”Mega Proyek”
terminal baru dua lantai dengan sistim “Single
Year” yang harusnya tuntas Desember tahun ini.
Kepala
Bandara SMS, I Kadek Yuli Sastrawan, S.IKom, dengan rendah hati mengatakan, pembangunan
terminal baru lantai dua tersebut berhasil direalisasikan berkat adanya
dukungan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat.
Ia
sendiri nampaknya enggan mengedepankan pribadinya sendiri sebagai sosok yang
paling berperan dalam menjemput program pembangunan infrastruktur tersebut.
“Kalau
masalah-masalah sebelumnya (pembangunan terminal baru) mungkin pernah direncanakan.
Istilahnya belum bisa teralisasi. Kebetulan saat saya (menjabat) ini diberikan
kesempatan,” ujarnya saat ditemui wartawan media ini di ruang kerjanya, Rabu
(22/7) kemarin.
Terkait
dengan pengembangan bandara yang memiliki kode IATA : BMU ini, Kadek, sapaan
akrabnya, berharap, kedepannya bisa berdampak terhadap peningkatan
perekonomian, khususnya di Kabupaten dan Kota Bima. Karena Bandara SMS dipakai
oleh 3 wilayah, yakni Kabupaten Dompu, Bima, dan Kota Bima.
“Mungkin
masyarakat sudah langsung bisa melihat lah (Terminal baru yang tengah dibangun)
kalau lewat-lewat. Pasti kelihatan dari jalan. Kalau perpanjangan runway tidak
kelihatan karena tempatnya di dalam,” kata pria berbadan tinggi kekar ini.
Kadek
berharap pembangunan terminal tersebut bisa diselesaikan Tahun 2020 ini.
Sehingga awal Tahun 2021 nanti bisa dipastikan sambil menunggu verifikasi
penilaian dari pusat.
Terkait
progressnya, pembangunan terminal yang menguras anggaran sebesar Rp.78 Miliar
itu masih sesuai jadwal. Masih tersisa 5 bulan lebih, kata Kadek. “Apalagi
sudah naik atap, selesai sudah,” ujarnya.
Kadek
berharap dengan adanya terminal 2 lantai ini bisa membuka pikiran dan wawasan
masyarakat Bima, baik Kabupaten maupun Kota, bahwa kita ini harus berubah dan jangan
stagnan. Kita harus merubah kebiasaan kita dimana terminal tersebut adalah
milik bersama. Jadi harus digunakan dan diperlakukan sebaik-baiknya.
“Jangan
asal, biar awet jadi harus digunakan sebaik-baiknya,” tukasnya.
Mudah-mudahan
dengan adanya terminal baru ini, harap dia lagi, masyarakat bisa menikmatinya, menjadi
lebih aman dan nyaman.
Masyarakat
sendiri, lanjut Kadek, harus saling mengingatkan. Karena kata dia, tanpa
bermaksud menggeneralisasi, kebiasaan sebagian masyarakat masih menjadi kendala
tersendiri.
Ia
mencontohkan kebiasaan atau budaya masyarakat saat mengantar penumpang, yang
menurutnya terlalu berlebihan.
“Misalnya
satu penumpang diantar oleh orang satu mobil. Bukan masalah yang ngantarnya
banyak, ndak. Tapi dengan ngantarnya banyak itu, orang luar itu menilai
bandaranya rapi aman atau apa,” ujarnya.
Kadek
menegaskan, pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan banyaknya pengantar
penumpang. Tapi yang perlu diingatkannya adalah agar bisa menjaga ketertiban,
dan tidak membuang sampah sembarangan.
Karena
itu dimintanya agar Pemda, LSM, termasuk media untuk mengajak masyarakat agar
membiasakan menjaga ketertiban saat memasuki areal bandara dan menjaga
kebersihan bandara.
Penulis
: Amiruddin
Editor
: Aden
COMMENTS