Dibaca Normal
![]() |
Penulis : Rusdianto Samawa, Front Nelayan Indonesia (FNI) |
Dengan kepemimpinan Edhy Prabowo, wajar nelayan merasa diurus dan diperhatikan. Kebijakan yang sangat menguntungkan itu. Maka wajar anggap Edhy Prabowo pahlawan atas keberpihakannya kepada nelayan.
Kehebatan Ibu Yuyun Komalasari Bendahara Umum Asosiasi
Nelayan Lobster Indonesia (ANLI) ini membuat struktur kelompok nelayan Lobster
dibawah ANLI menjamur disebelah barat Pulau Sumbawa yakni Kecamatan: Alas, Alas
Barat, dan Kota Administratif Taliwang.
Ibu Yuyun Komalasari, begitu dekat dengan simpul - simpul
nelayan, baik Galangan Kapal, nelayan Lobster, nelayan tangkap ikan dan
Kepiting Bakau.
Tentu, atas kiprahnya membutuhkan kemampuan manajerial
yang handal dan telaten serta disiplin dalam memelihara basis nelayan. Memang
ANLI membutuhkan pejuang perempuan untuk membela hak - hak ibu rumah tangga
nelayan.
Kami berangkat, dari Galangan Kapal Desa Kokarlian menuju
Kantor Desa Poto Tano, disana sudah berkumpul ratusan nelayan penangkap benih
bening lobster. Berkumpulnya nelayan sangat banyak, mereka antusias untuk
mendengar pengantar dialog dari saya sendiri.
Tentu, lebih hebat Pak kepala desa Poto Tano dalam
mengumpulkan nelayan demi mendapat penjelasan yang detail soal Peraturan
Menteri Edhy Prabowo Nomor 12 tahun 2020. Peraturan yang telah membuat mereka
keluar dari perasaan was - was, rasa khawatir dan nelayan kembali percaya diri
untuk menangkap benih Lobster.
Kades Poto Tano ini, sederhana, moderat, dan kalem.
Menurutnya, mengurus rakyat (masyarakat) pesisir ini lebih sulit, ketimbang
menjadi anggota DPR. Tentu, anggota DPR lebih licin dalam setiap tindakannya,
semua potensial dicari peluang tanpa mau berkeringat.
Kades Poto Tano pengalaman politiknya lumayan moncer.
Pernah menjadi anggota DPRD. Jelas, cara mengambil keputusan dan menghadapi
masyarakat lebih kalem dan memang karakter dingin, sabar, tegas sehingga
membuat masyarakat desa Poto Tano mendukungnya.
Dialog Nelayan lobster di Kantor Desa Poto itu sangat
mengharukan, pertanyaan atas penjelasan seputar lobster membuat mereka terasa
mewakili. Karena banyak nelayan Poto Tano beberapa tahun lalu ditangkap aparat.
Terbitnya Permen 12 tahun 2020, membuat mereka merdeka.
Jelas, rasa syukurnya ditujukan kepada Edhy Prabowo Menteri KKP yang sangat
visioner itu. Nelayan Lobster Poto Tano menganggap Edhy Prabowo pahlawan yang
sangat berjasa.
Sewaktu saya, ditengah memberi penjelasan, saya beri
komando: "apakah siap membela kebijakan Edhy Prabowo yang menguntungkan
nelayan?." Dengan lantang, suara riuh katakan: "siap."
Memang nelayan 5 tahun lalu sangat getir hidupnya, tak
ada celah dialog atas kebijakan. KKP mengambil kebijakan dengan seluruh alat
tangkap dilarang, tanpa ada pertimbangan kemanusiaan Semua nelayan dianggap
merusak lingkungan. Sehingga berdampak pada penangkapan nelayan secara tidak
manusia.
Dengan kepemimpinan Edhy Prabowo, wajar nelayan merasa
diurus dan diperhatikan. Kebijakan yang sangat menguntungkan itu. Maka wajar
anggap Edhy Prabowo pahlawan atas keberpihakannya kepada nelayan.
Selesai dialog, pukul 15.40 diruang kantor desa Poto
Tano, saya ungkapkan kegembiraan kepada Pak Kades, bahwa; selama saya berjalan
di pesisir barat pulau Sumbawa, baru kali ini, terharu melihat antusiasme
masyarakat nelayan yang berkumpul ratusan orang."
COMMENTS