Dibaca Normal
Foto Aggota MIO Kabupaten Dompu NTB
Pengakuan itu terlihat jelas dan terjadi ditingkat lapangan, bahwa Sekarang banyak yang menjadi Wartawan odong-odong, karena memang tidak memiliki kompetensi dan keahlian di bidang Jurnalistik, melainkan hanya memiliki kesempatan karena ditawari temannya atau mengajukan permohonan ke perusahaan media dengan persyaratan tertentu, dan itu ril adanya.
Foto Arifudin Pimpinan Media online Bidikinfonews.com
Ironisnya lagi, mereka juga dapat memperoleh legalitas dari sebuah perusahaan media, dan memegang surat tugas serta ID Card. Akibat dari membiasnya hal tersebut, maka tidak heran jika muncul istilah wartawan "MUNTABER (Muncul Tanpa Berita), adalagi yang menyebut wartawan "CNN (Cuma Nanya-Nanya) dan lain sebagainya, Ujarnya Arifudin Pimpinan Media Online Bidikinfonews.com Yang akrabnya disapa Fhen Saat sering duskusi ringan dikediamanya. Juma'at (25/06/2021).
Lanjut dirinya. "Di lapangan, yang biasa lakukan orang-orang tersebut adalah, berkunjung ke tempat yang ditargerkan kemudian ngobrol tanpa kepentingan, konfirmasi yang jelas. Dan ujung-ujungnya hanya menginginkan uang bensin. Apa yang mereka lakukan, itu semua dianggapnya sebagai kegiatan (liputan) seperti yang sebenarnya dilakukan seorang wartawan sungguhan.
Seorang wartawan tidak akan mendatangi nara sumber tanpa adanya kepentingan untuk melakukan konfirmasi atas suatu pemberitaan. Dan apa yang dikonfirmasikan tersebut, akan dituangkan dalam bentuk tulisan (berita), dan dikirimkan ke pimpinan redaksi (pimred) media, dan akan dijadikan sebuah karya tulis dalam bentuk pemberitaan. "Terangnya samibil menikmati secangkir kapi Hitam.
Bagi nara sumberpun, jangan mudah terpukau dengan penampilan dan gelagat mereka meski dilengkapi ID cart dan surat tugas dari redaksi sebagai wartawan, Karena belum tentu mereka mampu menulis sebuah pemberitaan.
Masyarakat jangan tertipu oleh penampilan parlente, atau pemibacaraan lincah dengan dibalut pengetahuan luas yang ada pada seseorang yang mengaku sebagai wartawan. Karena hal itu bukan jaminan yang menunjukkan bahwa orang tersebut adalah benar-benar seorang wartawan yang berkompeten di bidangnya. Sebagian mereka lebih senang menunjukkan profesinya bak wartawan sejati dengan menempel logo (Pers) di baju, rompi, jaket, topi, kaca mobil, dan lain sebagainya secara mencolok, dengan kamera besar selalu menggantung di badan, namun pada kenyataannya tidak sesui dengan yang kita lihat.
Di akhir perbincangan, fhen mengajak semua pihak agar sama-sama giat belajar benghasilkan Katya tulis, dan Jangan mudah bosan ataupun jenuh jika memiliki keinginan untuk menjadi seorang wartawan profesional, karena Sekarang kita sudah dimudahkan untuk belajar, bisa dilakukan dengan cara berguru kepada senior, maupun belajar melalui buku tentang wartawan yang ada, agar kita bisa menjadi Wartawan yang dapat diandalkan dan profesional kedepanya,"Harapnya.
Penulis : Iskandar SE.
COMMENTS