Dibaca Normal
Beginilah suasana di ruang keberangkatan Bandara Bima yang terlihat lengang. Tampak meja hitam yang biasanya digunakan untuk pengecekan rapid tes, sama sekali tidak ada pegawai yang standby. |
Bima, porosntb.com-Bandara Muhammad Salahudin Bima tidak seperti biasanya. Bandara yang tampak dengan hilir mudik penumpang dengan segala kesibukan, kini terlihat lengang. Hal ini disebabkan karena pemberlakuan PPKM dari pemerintah pusat yang membatasi mobilitas masyarakat dari dan menuju Bali dan Pulau Jawa.
Kondisi ini praktis berdampak pada turunnya aktivitas transportasi di dunia penerbangan. Pengguna jasa transportasi udara semakin menurun diiringi dengan ketatnya pemberlakukan syarat bagi para penumpang.
Hal ini dikemukakan kepala Bandara Bima melalui Kepala Bagian TU, Sudarmana. Menurut dia, menurunnya angka penerbangan disebabkan karena syarat bepergian bagi penumpang yang sangat berat. Karena sejak 5 Juli hingga 20 Juli, penumpang diwajibkan melampirkan sertifikat Vaksin untuk rute Bali dan Jawa. Selain itu, penumpang juga tidak lagi menggunakan rapid tes, tapi harus mengambil tes PCR dengan harga yang cukup mahal.
"Selama PPKM, syarat itu wajib. Biaya tes PCR saja bisa sampai Rp 1 juta untuk jangka waktu tiga hari. Ini alasannya sehingga lalulintas masyarakat melalui bandara menurun," ungkapnya.
Akibat penerapan PPKM tersebut membuat maskapai harus mengurangi rute penerbangan. Dari empat kali jadwal penerbangan, kini dipangkas menjadi dua kali. Itupun hanya melayani rute Mataram.
"Kondisi ini sudah terjadi sejak 9 Juli. Tapi tidak ada penutupan bandara maupun penutupan rute. Kalau ada penumpang ke Bali ya tetap dilayani oleh maskapai. Tapi dalam kondisi seperti ini jarang ada penumpang. Hanya masyarakat yang mendesak saja," katanya.
Sementara upaya pihak bandara dalam menanggulangi penyebaran wabah Covid 19, yakni melibatkan Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang menjadi palang pintu seperti pengecekan awal pada penumpang yang datang dan mengisi formulir.
"Untuk PCR sudah bisa diambil di salah satu klinik dekat bandara. Karena yang jelas di bandara tidak ada Rapid, PCR dan Vaksinasi," pungkasnya. (*)
Edo
COMMENTS