Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian
kesepakatan bersama, kerjasama dan komitmen dari KPPN Bima, KPKNL Bima dan KPP
Pratama Raba Bima untuk melakukan pembinaan wajib pajak UMKM dan mendukung pemberdayaan
UMKM yang masih menghadapi tantangan dan hambatan. Beberapa di antaranya adalah
keterbatasan akses pasar, kurangnya sumber daya manusia di bidang pemasaran yang
terampil, terbatasnya penggunaan teknologi dan akses ke layanan keuangan yang
belum optimal (akses kredit).
Pada sambutan oleh Ahmad Yusuf selaku
Kepala KPPN Bima disampaikan bahwa tujuan Kemenkeu Satu pada kegiatan kali ini
adalah bagaimana umkm bisa naik kelas.
“Kami sebagai perpanjangan tangan dari
kementerian keuangan memiki tugas khusus yaitu mendukung pemberdayaan UMKM,"
pungkasnya
Kemudian disambung dengan sambutan dari
Kepala KPKNL Bima, Benediktus Margiadi menyampaikan bahwa dalam rangka
menaikkan kelas KPKNL menawarkan fasilitas berupa lelang.
"Kalau produk anda dilelang di tempat
kami, maka levelnya bukan level bima lagi namun level Nasional" , ujar
Benediktus.
Kepala KPP Pratama Raba Bima Wahyudi menambahkan
bahwa Kantor Pajak berperan sebagai ujungnya, selaku tugas dari KPP Pratama
sebagai pengumpul penerimaan negara.
"Penerimaan pajak tahun 2023 masih
besar pasak daripada tiang, sedangkan negara menggelontorkan subsidi yang
bersumber dari penerimaan negara, oleh karena itu pajak ini jangan dijadikan
momok namun jadikan sebuah tanggung jawab bersama. Namun untuk UMKM, pemerintah
memberikan insentif yaitu bebas pajak sampai dengan omset 500juta setahun. Wahyudi
berharap, KPP Pratama Raba Bima dapat menjadi mitra strategis pemberdayaan UMKM
di Kota Bima," ungkap Wahyudi.
Sementara itu, Dinas Koperasi dan UMKM kota
Bima, yang diwakilkan oleh Kepala Bidang Koperasi dan UMKM, Arafiq menyampaikan
bahwa anggaran yang telah disiapkan ini merupakan peluang yang seharusnya dapat
dimanfaatkan bersama sama oleh pelaku UMKM
“Kota Bima ini tidak bisa bergerak tanpa
UMKM, Kota Bima adalah kota perdagangan dan jasa, sembilan puluh sembilan
persennya adalah mikro , harapan kami ini bisa berkembang menjadi kecil,
menengah, dan besar", katanya
Kemudian dsiambing dengan pengenalan E-Auction oleh KPKNL Bima dan aplikasi
e-Payment oleh KPPN Bima. Pejabat fungsional lelang ahli pertama KPKNL Bima
yaitu Halim Wijaya menjelaskan bahwa aplikasi sebelum tahun 2014 pelaksanaan
lelang masih konvensional, namun terus berkembang melalui modernisasi.
“Sekarang dengan menggunakan E-Auction, produk Bapak Ibu pelaku UMKM akan dapat
ditawar dari seluruh Indonesia" jelas Halim.
Tidak hanya itu kegiatan dilanjutkan dengan
sharing success story oleh Untung selaku pemilik dari Foodbox Bima.
“Harus ada unique selling point , artinya setiap usaha yang anda buat harus ada
yang membedakan dengan orang lain, dan satu yang saya tidak pernah lakukan
adalah banting harga, hal ini mungkin bisa dilakukan sesekali bila ada momen
momen tertentu, namun tidak bisa dilakukan secara harian karna cost di bidang food
and beverage itu tinggi", jawab Untung ketika diminta untuk memberikan
tips atas usaha di bidang food and beverage”.
Pada kesempatan yang sama , para pelaku
UMKM juga diperkenalkan dengan metode pembayaran digital (e-Payment) yang
disampaikan oleh perwakilan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bima
(KPPN Bima) serta dilanjutkan dengan penyuluhan terkait Kewajiban Perpajakan
UMKM, hingga edukasi teknik pembukuan dan pencatatan oleh perwakilan dari KPP
Pratama Raba Bima.
Pewarta : Teddy
COMMENTS